beritax.id – Suara generasi muda turut mewarnai konferensi pers nasional yang menyerukan pembentukan Dewan Negara sebagai otoritas moral bangsa. Aziza Mukti, perwakilan kaum Gen Z, menyampaikan keresahan sekaligus tekad bahwa generasi muda menolak menjadi pewaris negeri yang hancur akibat kelambatan pemimpin.
“Saya lahir di masa di mana saya lebih kenal influencer daripada wakil rakyat saya. Saya lebih percaya komentar TikTok daripada pidato pejabat,” ujarnya.
Aziza menegaskan bahwa generasinya tidak akan diam. “Kami ingin masa depan yang bisa diwarisi dengan bangga. Kami ingin pemimpin yang jujur, bukan viral. Lalu kami ingin Dewan Negara, karena kami sadar, kalau bukan sekarang, kapan lagi? Kami bukan penonton sejarah. Kami akan menjadi aktornya dengan akal, hati, dan teknologi.”
Penutup: Enam Suara, Satu Seruan
Moderator menutup konferensi dengan merangkum enam suara lintas pilar bangsa spiritual, etika, akal, rakyat, budaya, dan generasi muda.
“Inilah seruan enam suara rakyat dari berbagai penjuru nilai. Dewan Negara bukan gagasan kosong, melainkan panggilan zaman. Mari bangun kembali rumah bangsa ini dengan ruh yang baru, struktur yang adil, dan cinta kepada rakyat,” tegasnya.
Pernyataan Aziza berpadu dengan prinsip Partai X yang menekankan bahwa politik adalah perjuangan untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan rakyat, bukan sekadar perebutan kursi kekuasaan.
Bagi Partai X, rakyat adalah raja, sedangkan pejabat hanyalah pelayan. Generasi muda adalah pemilik masa depan, bukan sekadar penerus pasif.
Solusi: Jalan yang Harus Ditempuh
Untuk memastikan generasi mendatang mewarisi negeri yang sehat dan berkeadilan, Partai X menawarkan solusi konkret yang sejalan dengan gagasan Dewan Negara:
- Amandemen Kelima UUD 1945 untuk mengembalikan kedaulatan rakyat sepenuhnya.
- Reformasi hukum dan birokrasi digital untuk menutup ruang korupsi.
- Pendidikan moral dan politik berbasis Pancasila di sekolah agar generasi muda paham ideologi, tanggung jawab, dan jati diri kebangsaan.
- Pemanfaatan media negara untuk menyebarkan nilai persatuan dan keadilan secara luas.
Dengan suara lantang Gen Z, konferensi pers ini ditutup sebagai penegasan bahwa Dewan Negara adalah rumah moral bangsa, bukan lembaga tandingan. Paduan gagasan spiritual, etika, intelektual, rakyat pembayar pajak, budaya, dan generasi muda menjadi fondasi kuat untuk mengembalikan kedaulatan rakyat.