beritax.id – Dua bocah, Hakim dan Raja, menyambut hangat kedatangan tim Kompas.com di Rumah Ceria Nusantara. Mereka menyusun kursi, menunjukkan keramahan khas anak-anak yang besar di bawah naungan kasih sayang seorang “Ummi”, Siti Gunasih. Panti asuhan ini nyaris tutup.
Pengurus lama pergi, beban berat jatuh di pundak Siti. Namun ia bertahan. Delapan anak kini tinggal di panti itu. Tiga sudah lulus SMA, sisanya masih sekolah. Mereka belajar agama, mengaji, dan shalat, sekaligus berharap bisa meraih masa depan lebih baik.
Anak-anak seperti Hakim dan Raja dulunya pemulung. Kini mereka kembali bersekolah karena ajakan Ummi yang tak menyerah pada keadaan.
Negara Tak Hadir, Hanya Rakyat yang Menyelamatkan Rakyat
Anggota Majelis Tinggi Partai X, Diana Isnaini, mengecam ketidakhadiran negara dalam menyelamatkan anak-anak terlantar.
Menurut Diana, “Negara ini terlalu sibuk meresmikan istana baru, tapi abai pada ‘rumah harapan’ rakyat.”
Ia menegaskan, tugas negara itu tiga: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Tapi yang terjadi kini, rakyat dibiarkan berjuang sendiri. Panti seperti Rumah Ceria Nusantara seharusnya mendapat dukungan penuh. Bukan malah nyaris runtuh karena ketidakpedulian pemerintah.
Partai X meyakini bahwa negara adalah entitas yang harus bekerja demi keadilan dan kesejahteraan seluruh rakyat.
Pemerintah bukan sekadar penguasa, tapi wakil dari rakyat yang harus transparan dan efisien dalam menjawab kebutuhan publik.
Jika hak dasar anak-anak untuk tempat tinggal dan pendidikan saja gagal dipenuhi, maka pemerintahan ini tidak layak menyebut dirinya adil dan sejahtera.
Solusi Partai X: Dana Prioritas Sosial dan Audit Keadilan Anak
Partai X mendorong pembentukan Dana Prioritas Sosial Nasional. Dana ini wajib dialokasikan dari anggaran negara dan daerah untuk menyokong panti, rumah singgah, dan komunitas pendidikan rakyat.
Setiap pemerintah daerah juga harus mengadakan Audit Keadilan Anak tiap tahun. Tujuannya: memastikan tidak ada anak-anak yang kehilangan akses pendidikan dan tempat tinggal layak.
Negara tak boleh lagi hanya bergantung pada pahlawan seperti Ummi Siti. Negara harus hadir, bekerja, dan bertanggung jawab.