Oleh: Rinto Setiyawan
Ketua Umum Ikatan Wajib Pajak Indonesia, Anggota Majelis Tinggi Partai X, Wakil Direktur Sekolah Negarawan X Institute
beritax.id – Cak Nun (Emha Ainun Nadjib) kerap menekankan bahwa hidup ini bukan sekadar perjalanan biologis, melainkan jihad yang menyeluruh. Jihad bukan hanya diartikan sebagai perang fisik, tetapi juga perjuangan panjang untuk membela kebenaran, mengangkat martabat kemanusiaan, dan menegakkan keadilan. Salah satu pesan beliau yang sangat menyentuh adalah: “Untuk mendapat kemenangan, untuk mendapat rizki dari Allah, dan untuk mendapatkan pertolongan dari Allah, kalau seluruh hidup kita berjihad untuk orang-orang lemah, orang-orang dhuafa seperti mereka ini. Jadi saudara-saudaraku yakinlah dengan perjuangan anda semua, niatilah semuanya untuk menolong orang yang lemah. Amin ya rabbal ‘alamin.”
Pesan spiritual ini sejatinya adalah panggilan untuk bertindak nyata. Dalam konteks negara, jihad sosial tersebut harus diterjemahkan ke dalam reformasi ketatanegaraan yang mengembalikan kedaulatan sejati ke tangan rakyat. Negara yang dibayangkan Cak Nun bukanlah panggung sandiwara yang hanya menampilkan elite-elite haus kuasa yang menindas rakyat. Negara harus menjadi alat pengabdian suci, bukan sekadar wadah transaksi (kejahatan) politik.
Saat ini, kita menyaksikan kenyataan pahit: janji-janji (kejahatan) politik menjadi mantra kosong, kebijakan publik banyak yang sekadar proyek pencitraan, dan rakyat hanya dijadikan objek eksploitasi. Para pejabat berulangkali bersumpah di atas kitab suci, tetapi sumpah itu hanya seperti dekorasi seremonial. Nurani mereka dibeli, hukum dijual, dan kedaulatan rakyat dipasung oleh narasi “demokrasi” palsu.
Negara Retak: Metafora Sebuah Bangunan Runtuh
Jika ibarat bangunan, negara kita saat ini adalah rumah yang retak di mana-mana:
- Atap bocor meneteskan air ketidakadilan ke seluruh ruang.
- Dinding lembab penuh jamur korupsi dan kebohongan.
- Saluran air mampet, menghambat aspirasi rakyat yang ingin mengalir jernih.
- Kamar-kamar penuh tikus-tikus yang berpesta di meja anggaran.
- Fondasi retak, membuat seluruh bangunan kedaulatan hampir ambruk.
Melalui konsep konstitusi langit, Cak Nun menanamkan gagasan bahwa jihad untuk rakyat haruslah jihad yang menyentuh struktur negara, bukan hanya permukaan. Kita butuh tatanan yang membumikan sifat-sifat spiritual: siddiq (jujur dan sungguh-sungguh), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan kebenaran), dan fathanah (cerdas menyikapi persoalan). Semua sifat ini adalah syarat mutlak untuk membangun negara yang benar-benar memihak rakyat kecil.
Menuju Kedaulatan Sejati
Jihad sosial-politik inilah yang akan membuahkan kedaulatan sejati. Kedaulatan yang lahir dari rahim rakyat, bukan dari konglomerasi modal atau persekongkolan oligarki. Kita harus kembali ke cita-cita luhur: negara sebagai pelindung dan pelayan, bukan penghisap dan penindas.
Tahun 2025 adalah momen krusial. Berbagai krisis dari ekonomi, moral, budaya, hingga hukum, semakin membuka mata kita. Inilah waktu yang tepat untuk memulai jihad besar: jihad membenahi sistem, jihad mengembalikan rakyat sebagai pemilik negara, jihad membersihkan ruang-ruang kekuasaan dari para “Sengkuni” modern yang menipu dan mengkhianati sumpah.
Tidak ada alasan lagi untuk diam. Tidak ada alasan lagi untuk takut dicap radikal atau utopis. Seperti kata Cak Nun, “Kalau seluruh hidup kita diniatkan untuk menolong orang-orang lemah, maka Allah akan memberi kita kemenangan.”
Kini saatnya menegakkan kembali konstitusi langit sebagai kompas moral dan spiritual bangsa. Kini saatnya kita buktikan bahwa jihad sejati bukan tentang merebut kekuasaan demi diri sendiri, tetapi tentang memperjuangkan harkat dan martabat rakyat, hingga ke akar terdalam.
Mari kita berdiri bersama. Kita bawa jihad ini ke setiap ruang diskusi, ke setiap lembaga, ke jalanan, ke hati nurani bangsa. Demi Indonesia yang adil, berdaulat, dan sejahtera. Demi rakyat yang tak lagi menjadi korban janji palsu.
Karena jihad membela kaum lemah adalah jihad tertinggi. Dan jihad itulah yang akan membawa kita pada ridho Allah dan keselamatan sejati bangsa ini.