beritax.id – Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan menyatakan Indonesia mendorong penyelesaian damai konflik AS-Iran. Ia menegaskan pemerintah Indonesia menyerukan semua pihak agar kembali ke meja perundingan demi mencapai perdamaian permanen. Dalam keterangannya di Jakarta, Senin, ia menambahkan bahwa Presiden Prabowo memprioritaskan pelindungan WNI di wilayah konflik Timur Tengah.
Sebagai langkah awal, pemerintah memulangkan 29 WNI dari Iran yang dievakuasi melalui Baku, Azerbaijan. Mereka dijadwalkan tiba di Jakarta pada 24 Juni 2025. Pemerintah juga menyiapkan rencana evakuasi lanjutan seiring memburuknya kondisi keamanan. Serangan balasan antara Israel, Iran, dan Amerika Serikat telah menewaskan ratusan warga sipil di kedua belah pihak, termasuk ilmuwan dan tokoh militer penting.
Partai X: Negara Harus Hadir Lebih Nyata di Dalam Negeri Sebelum Jadi Penengah Dunia
Menanggapi langkah diplomasi pemerintah, Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X-Institute Prayogi R Saputra menyampaikan kritik keras. Menurutnya, pemerintah tidak bisa hanya tampil sebagai penengah di panggung internasional, sementara urusan dalam negeri masih diwarnai ketimpangan, pengangguran, dan kelaparan.
“Pemerintah harusnya hadir lebih dulu bagi rakyatnya yang sedang terpuruk. Jangan gagah di forum global, tapi gagal melindungi rakyat di kampung sendiri,” tegas Prayogi. Menurutnya, tugas utama negara adalah melindungi rakyat, melayani kebutuhan dasar mereka, dan mengatur tata kelola yang adil bukan sekadar jadi juru damai global yang tak berkaki di dalam negeri.
Ia menyebut bahwa kebijakan luar negeri seharusnya berangkat dari kekuatan domestik yang kokoh. Tanpa itu, diplomasi hanya jadi pencitraan semu. “Banyak rakyat Indonesia masih berjuang untuk akses pendidikan, gizi layak, dan pekerjaan bermartabat. Tapi negara lebih dulu sibuk jadi negosiator di luar negeri,” ujarnya.
Prinsip dan Solusi Partai X: Prioritaskan Rakyat, Bangun Kekuatan Diplomasi dari Kesejahteraan Domestik
Dalam dokumen prinsip Partai X disebutkan bahwa kekuatan diplomasi sejati lahir dari ketangguhan bangsa di dalam negeri.
Maka, solusi utama bukan hanya duduk di meja perundingan internasional, tapi terlebih dahulu memastikan anak-anak Indonesia tak lagi kelaparan atau putus sekolah.
Partai X menekankan perlunya pendekatan luar negeri yang berimbang: aktif secara global, namun fokus utama tetap pada pemenuhan hak dasar rakyat. Solusi konkret yang ditawarkan adalah memperkuat sistem perlindungan sosial, reformasi birokrasi layanan publik, dan pemberdayaan ekonomi rakyat.
Sekolah Negarawan, sebagai bagian dari agenda kaderisasi strategis Partai X, juga ditujukan untuk mencetak pemimpin yang mampu berpikir jangka panjang. Bagi Partai X, negarawan sejati bukan yang pandai berpidato di luar negeri, tetapi yang mampu mengurai persoalan domestik dengan keberanian dan kejujuran.
Arah Ujung: Jangan Gagah di Diplomasi, Tapi Gagal di Demokrasi
Partai X mengingatkan, rakyat tidak membutuhkan pemimpin yang sibuk bersafari diplomasi sambil membiarkan kemiskinan makin meluas. Saat negara bicara perdamaian global, rakyat bertanya: kapan ada keadilan ekonomi bagi mereka?
“Negara harus berhenti menjadikan diplomasi sebagai panggung hiburan. Sebab rakyat menunggu tindakan nyata, bukan simbolik,” tutup Prayogi. Partai X akan terus mengawal, memastikan pemerintah tidak melupakan rumahnya sendiri saat sibuk membenahi halaman tetangga.