Oleh: Rinto Setiyawan
beritax.id – Dalam tubuh manusia, ada penyakit langka yang disebut Sindrom Guillain-Barré (GBS), sebuah kondisi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh, yang seharusnya melindungi, justru menyerang saraf-saraf tepi. Akibatnya, terjadi kelumpuhan yang bisa berujung fatal. GBS bisa menyerang siapa saja, dan penyebab pastinya sering kali tidak diketahui. Hanya ada satu kesamaan: sistem pertahanan tubuh mengalami kebingungan, dan menganggap bagian tubuh sendiri sebagai musuh. Lalu apa hubungannya dengan sistem negara Indonesia?
Analoginya: Indonesia Mengidap “Penyakit Autoimun” Sistemik
Ironisnya, inilah yang sedang terjadi pada tubuh negara kita, Indonesia. Kesalahan struktur ketatanegaraan telah membuat republik ini seperti mengidap penyakit autoimun. Alih-alih menjaga dan melindungi elemen-elemen vitalnya, sistem negara justru menyerang komponen-komponen penting yang menopang keberlangsungan berbangsa dan bernegara.
Mari kita cermati melalui kaca mata falsafah Jawa, yaitu Sedulur Papat Limo Pancer.
- Pancer adalah rakyat—jiwa dan pusat kesadaran dari negara.
- Sedulur papat terdiri dari:
- Kaum intelektual sebagai otak.
- Kaum agama dan spiritual sebagai hati.
- TNI dan Polri sebagai tulang dan kerangka pertahanan.
- Kaum budaya dan adat istiadat sebagai darah dan daging.
Ketika Sistem Negara Menyerang Unsur-unsur Penopangnya
Dalam kondisi normal, keempat unsur ini bekerja harmonis menjaga keseimbangan tubuh bangsa. Namun ketika struktur tata negara salah desain dan tidak mengenali posisi dan fungsi masing-masing, maka sistem negara justru menganggap empat unsur ini sebagai ancaman.
Kaum intelektual difitnah sebagai pembangkang dan penghasut.
Kaum agama dibungkam dan dimanipulasi menjadi alat kekuasaan.
TNI dan Polri diperalat, dijauhkan dari fungsi luhur mereka sebagai penjaga kedaulatan rakyat.
Kaum budaya dan adat digerus oleh modernitas transaksional yang tidak berakar.
Akhirnya, seluruh unsur tubuh negara ini lumpuh satu per satu. Seperti pasien GBS, bangsa ini tersungkur oleh serangan sistemnya sendiri. Yang dulunya menjadi penjaga kehidupan, kini dianggap ancaman yang harus disingkirkan. Padahal mereka adalah pilar utama dari keberlangsungan republic ini.
Apakah kita akan terus membiarkan Indonesia seperti ini? Negara dengan sistem kekebalan yang menyerang dirinya sendiri?
Panggilan untuk Menyembuhkan Indonesia
Saatnya kita sadari: kesalahan dalam merancang struktur ketatanegaraan bukan hal teknis, melainkan penyakit mematikan. Butuh “dokter negara” atau negarawan sejati untuk menyembuhkan luka-luka sistemik ini. Bukan hanya mengobati gejala, tapi menyusun ulang kembali anatomi dan fungsinya.
Negara yang sehat adalah negara yang menghargai otaknya (intelektual), menjaga hatinya (agama), menguatkan tulangnya (militer), dan mengalirkan darahnya (budaya) dengan baik. Jika ini semua dijaga, maka pancer, yaitu rakyat akan hidup sejahtera dan bermartabat.
Sudah saatnya kita sembuhkan Indonesia. Jangan biarkan negeri ini lumpuh total karena sistemnya sendiri tidak mengenali siapa yang kawan dan siapa yang lawan.
Rinto Setiyawan adalah Ketua Umum Ikatan Wajib Pajak Indonesia (IWPI), Anggota Majelis Tinggi Partai X, dan Wakil Direktur Sekolah Negarawan X Institute.