beritax.id – Kepala BPOM Taruna Ikrar menyatakan TNI perlu dilibatkan dalam mengatasi masalah keterbatasan distribusi dan pasokan obat nasional. Menurut Taruna, keterlibatan TNI dinilai bisa membantu efisiensi logistik sekaligus memperkuat produksi obat dalam negeri.
Taruna menilai, dengan lebih dari 90 persen bahan baku obat masih diimpor, keterlibatan militer dapat mempercepat langkah menuju kemandirian farmasi. Kerja sama antara BPOM dan Kemenhan saat ini tengah disiapkan dalam bentuk nota kesepahaman.
Pihak BPOM juga mengungkapkan bahwa lembaga farmasi milik TNI dan jaringan rumah sakit militer-polri akan diikutsertakan dalam produksi dan distribusi. Hal ini disebut sebagai bagian dari upaya menjadikan obat sebagai isu ketahanan nasional.
Partai X: Negara Sehat Kalau Sistemnya Sehat, Bukan Karena Ada Tentara
Anggota Majelis Tinggi Partai X, Rinto Setiyawan, menilai pelibatan militer dalam urusan obat justru mengindikasikan lemahnya sistem kesehatan sipil. “Kalau distribusi obat saja minta bantuan tentara, maka yang sakit sebenarnya bukan rakyat, tapi sistem pemerintahannya,” ujarnya.
Menurut Rinto, negara seharusnya memperkuat sistem logistik, tata kelola industri farmasi, dan pengawasan pasar, bukan terus-menerus melempar masalah sipil ke ranah militer. “Yang dibutuhkan rakyat itu sistem pelayanan yang tangguh, bukan barak di belakang puskesmas,” tambahnya.
Partai X menolak normalisasi pelibatan militer dalam urusan sipil yang tidak bersifat darurat. Menyerahkan distribusi obat kepada militer bukan solusi, melainkan cerminan kegagalan birokrasi sipil dan ketidakberanian pemerintah dalam reformasi struktural.
Jika pemerintah merasa perlu menggandeng militer, itu berarti kementerian teknis dan lembaga negara lainnya tidak dipercayai menyelesaikan tugasnya. Ini berbahaya dan bisa membentuk preseden yang menyimpang secara demokratis.
Solusi Partai X: Kesehatan Nasional Butuh Sistem Sipil yang Kuat, Bukan Militerisasi Terselubung
- Bangun Badan Logistik Obat Nasional Berbasis Teknologi dan Terintegrasi Secara Digital
Tangani distribusi dengan sistem sipil yang profesional dan terbuka. - Kembangkan Industri Bahan Baku Obat dalam Negeri dengan Dana Insentif Riset Terpadu
Mandiri dalam sains, bukan dalam pengawasan berlapis. - Perkuat Peran BUMN Farmasi dan Kurangi Ketergantungan pada Swasta Komersial
Negara harus jadi pemain utama, bukan hanya regulator pasif. - Audit Terbuka Harga dan Rantai Distribusi Obat dari Produsen hingga Apotek
Transparansi adalah vaksin bagi spekulasi dan monopoli. - Reformasi Total Regulasi Farmasi yang Terfragmentasi dan Rentan Disusupi Kepentingan Pasar
Rakyat harus jadi pusat kebijakan, bukan margin keuntungan korporasi. - Tolak Normalisasi Pelibatan Militer dalam Urusan Sipil yang Bisa Dikelola Lembaga Demokratis
Kesehatan bukan medan tempur, tapi medan pelayanan publik.
Partai X membangun Sekolah Negarawan untuk mencetak pemimpin yang tak mudah panik menghadapi krisis publik. Rinto menegaskan, pemimpin sejati menyelesaikan krisis dengan reformasi birokrasi, bukan dengan pangkat dan senjata.
“Kalau semua masalah diatasi dengan seragam loreng, jangan-jangan yang disiapkan bukan solusi, tapi ketakutan,” ujar Rinto.
Partai X menegaskan, solusi untuk kesehatan nasional ada di dalam perbaikan sistem, bukan perluasan pengaruh militer. Jangan wariskan budaya darurat kepada generasi muda hanya karena birokrasi tak mampu bersih dan sigap.
Militer perlu dihormati dengan batas yang jelas. Kesehatan adalah urusan hidup rakyat, bukan alat menjaga wajah negara di tengah kegagalan manajemen.