beritax.id – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan perbedaan mencolok antara usia hidup dan usia sehat warga Indonesia. Menurut data Kemenkes, usia harapan hidup nasional mencapai 74 tahun. Namun, usia sehat masyarakat hanya 62 tahun.
Dalam peluncuran layanan kesehatan baru di Rusun Tanah Tinggi, Rabu (14/5/2025), Menkes menyatakan pentingnya pola hidup sehat agar warga tetap produktif hingga usia lanjut. Ia menekankan lima indikator kesehatan utama, antara lain tekanan darah, gula darah, kolesterol, ginjal, dan lingkar perut.
“Kalau lima indikator itu dijaga, insya Allah bisa hidup sampai 99 tahun tanpa stroke atau cuci darah,” ujarnya.
Peluncuran Pasukan Putih oleh Pemprov Jakarta juga digadang-gadang jadi upaya untuk meningkatkan edukasi dan pemantauan kesehatan masyarakat secara preventif.
Partai X: Ketimpangan Usia Sehat Adalah Alarm Gagalnya Sistem Kesehatan
Menanggapi data yang disampaikan Menkes, Anggota Majelis Tinggi Partai X Diana Isnaini, menyebut ketimpangan antara usia hidup dan usia sehat sebagai alarm serius gagalnya sistem pelayanan kesehatan nasional.
“Angka 62 tahun usia sehat adalah peringatan bahwa rakyat hidup lama, tapi menderita. Ini bukan prestasi, ini kegagalan,” tegas Diana.
Menurutnya, negara gagal menjalankan salah satu dari tiga tugas utamanya, yaitu melindungi rakyat. Negara seharusnya mencegah warga jatuh sakit, bukan hanya menyembuhkan yang sudah sakit.
Partai X menilai imbauan hidup sehat tidak bisa berdiri sendiri tanpa kebijakan sistemik yang menjamin akses layanan kesehatan. Bagi Diana, gaya hidup sehat hanya mungkin tercapai bila rakyat punya akses gizi baik, tempat tinggal layak, serta lingkungan kerja yang mendukung.
Solusi Partai X: Reformasi Kesehatan Berdasarkan Kedaulatan Rakyat
Partai X menawarkan solusi sistemik untuk mengatasi krisis usia sehat ini.
Pertama, arahkan kebijakan kesehatan berbasis prinsip keadilan dan pemihakan terhadap rakyat. Sistem jaminan kesehatan harus bebas dari komersialisasi dan dikembalikan pada fungsi pelayanan publik.
Kedua, bentuk Reformasi Layanan Kesehatan melalui transformasi digital yang terintegrasi, mulai dari deteksi dini penyakit, pemetaan wilayah rawan kesehatan, hingga pengawasan distribusi obat. Platform Intelligent Health Operations harus dibangun agar semua data kesehatan bisa diakses secara transparan oleh rakyat, bukan dimonopoli birokrasi.
Ketiga, dorong Pendidikan Kesehatan sebagai kurikulum wajib sejak sekolah dasar. Anak-anak harus paham bagaimana cara menjaga diri dari penyakit, mengenali gejala awal, dan memanfaatkan layanan kesehatan publik.
Keempat, pemerintah wajib mengadopsi sistem Preventive-Based Budgeting, yaitu anggaran berbasis pencegahan, bukan kuratif. Ini berarti dana kesehatan harus lebih banyak digunakan untuk gizi, air bersih, udara sehat, sanitasi, dan olahraga publik, bukan semata pembangunan gedung rumah sakit atau pembelian alat.
Partai X mendorong paradigma pembangunan kesehatan yang pro-rakyat, bukan hanya simbolik dan promotif semata. Usia panjang tanpa kesehatan adalah penderitaan yang diperpanjang.