beritax.id – Apple berencana menaikkan harga iPhone terbaru yang akan dirilis akhir tahun ini. Kenaikan ini disebut bukan akibat langsung dari perang dagang Amerika Serikat dan China, namun strategi harga akan dikaitkan dengan fitur dan desain baru.
Laporan dari The Wall Street Journal menyebutkan, Apple akan berusaha menghindari citra bahwa kenaikan dipicu tarif impor. Meski demikian, Tech Crunch melaporkan bahwa kenaikan tarif tetap berdampak besar, mencapai kerugian US$900 juta untuk Apple.
Untuk mengurangi beban tarif AS-China, Apple kini mengimpor lebih banyak produk dari India. Namun, ini tak menghalangi rencana kenaikan harga produk. Sementara itu, AS dan China sepakat menangguhkan tarif timbal balik selama 90 hari untuk memberi ruang dialog.
Meski demikian, tarif untuk sektor teknologi tetap berlaku. Telepon pintar, laptop, dan mesin semikonduktor tetap dikenakan tarif 20 persen seperti sebelumnya.
Partai X: Pemerintah Diam Saat Barang Mewah Dijual Semakin Mahal
Wakil Sekretaris Jenderal Partai X Aziza Mukti, menyoroti sikap pasif pemerintah terhadap lonjakan harga barang mewah. “Tugas pemerintah itu tiga loh,” tegas Aziza, “melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat.”
Menurutnya, negara harus hadir dalam mengatur akses dan konsumsi barang mewah yang berdampak pada perilaku konsumtif masyarakat kelas menengah. Kenaikan harga produk mewah justru dijadikan tren, bukan disikapi sebagai gejala kesenjangan ekonomi.
Dalam prinsip Partai X, pemerintah adalah pelayan rakyat. Mereka bertugas melindungi rakyat dari jebakan budaya konsumtif. Jika negara hanya diam saat barang mewah naik harga, maka negara sedang mengabaikan tanggung jawab sosialnya.
Ketika harga barang pokok naik, negara bergerak cepat. Tapi ketika harga iPhone naik, negara seolah merayakannya bersama pemilik modal. Ketimpangan ini adalah potret buruk prioritas penguasa.
Partai X menilai pemerintah tak boleh membiarkan industri teknologi menjadikan rakyat sekadar pasar konsumtif. Apalagi di tengah inflasi dan kenaikan kebutuhan pokok. Pemerintah harus mengatur agar barang mewah dikenakan pajak tinggi dan tidak mengganggu keseimbangan sosial.
Jika negara tidak mengatur, maka budaya konsumsi akan menjadi racun ekonomi. Pendidikan teknologi harus dipisahkan dari pencitraan gaya hidup digital yang mahal dan tidak esensial.
Solusi: Atur Pajak Barang Mewah dan Edukasi Konsumen
Partai X mendorong penerapan pajak progresif untuk barang mewah impor, termasuk gawai premium seperti iPhone. Pajak ini bukan sekadar pemasukan negara, tapi bentuk koreksi terhadap pola konsumsi masyarakat urban.
Partai X mengusulkan:
- Pajak Barang Mewah Progresif untuk produk-produk digital premium demi menjaga keseimbangan konsumsi masyarakat.
- Kampanye Edukasi Konsumsi Cerdas agar rakyat memahami nilai guna, bukan nilai simbolik, dari teknologi.
- Daur Ulang Nilai Pancasila, khususnya sila kelima: “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, sebagai kerangka regulasi ekonomi digital.
- Membedakan Lembaga Negara dan Pemerintah, agar negara tidak menjadi corong pasar bebas, melainkan pelindung kepentingan rakyat.
Dengan cara ini, Partai X menegaskan bahwa perjuangan mewujudkan kesejahteraan melalui pengelolaan kekuasaan yang jujur dan bertanggung jawab.