beritax.id — Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pengakuan mengejutkan dari Presiden Senat Kerajaan Kamboja, Hun Sen. Dalam kunjungan kehormatannya ke Istana Merdeka, Hun Sen menyatakan bahwa Kamboja kini harus mencari pasar ekspor baru. Alasannya Indonesia tidak lagi impor beras karena produksinya melimpah.
Pernyataan itu diungkapkan dalam Sidang Kabinet Paripurna yang digelar Senin (5/5), di Istana Kepresidenan Jakarta. Presiden menyebut capaian besar Indonesia dalam produksi beras sebagai prestasi nyata. Bahkan disebut berdampak langsung pada pasar ekspor negara lain seperti Kamboja, yang selama ini memasok beras ke Indonesia.
Kepala Negara mengungkapkan bahwa Sumatra Selatan yang biasanya memproduksi sekitar 3 juta ton beras per tahun, tahun ini diperkirakan akan mencapai 4 juta ton.Jika produksi benar-benar melimpah, semestinya distribusi dan harga ikut stabil. Kenyataannya tidak.
Partai X: Tugas Negara Itu Tiga, Bukan Cuma Klaim
Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X-Institute, Prayogi R Saputra, menyampaikan kritik tajam. Menurutnya, tugas utama negara bukan sekadar mengumumkan keberhasilan, tapi melindungi, melayani, dan mengatur rakyat secara menyeluruh.
“Produksi beras boleh saja naik, tapi rakyat tidak kenyang dengan statistik. Yang dibutuhkan adalah harga terjangkau dan distribusi merata,” tegas Prayogi. Ia mengingatkan bahwa setiap kebijakan harus mengarah pada kesejahteraan nyata, bukan sekadar pencitraan diplomatik di forum internasional.
Partai X menyoroti kemungkinan adanya ketimpangan dalam tata niaga pangan nasional. Bila petani mengeluh harga jual gabah rendah, dan konsumen mengeluh harga beli mahal, siapa yang sebenarnya untung? Indikasi ini mencerminkan ada masalah struktural yang belum disentuh pemerintah: tata kelola distribusi dan kontrol harga.
Dalam pandangan Partai X, keadilan ekonomi bukan sekadar mimpi. Tapi perlu diupayakan lewat intervensi negara yang terukur dan transparan. Negara tidak boleh abai terhadap praktik spekulasi dan mafia pangan yang merusak ekosistem pasar dan menciptakan kelangkaan semu.
Prinsip Partai X menekankan pentingnya keberpihakan pada kepentingan rakyat. Negara wajib menciptakan keadilan sosial dan menjamin akses ekonomi dasar bagi semua warga. Distribusi pangan harus berbasis sistem logistik nasional yang efisien dan bebas korupsi.
Partai X mendorong penguatan peran Bulog sebagai stabilisator harga, bukan hanya gudang penampung. Selain itu, penting membentuk lembaga pengawas independen untuk menindak mafia pangan. Tanpa kontrol ini, surplus hanya akan jadi cerita penguasa, bukan kenyataan di meja makan rakyat.