beritax.id – Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono menyerukan pentingnya persatuan dan ketangguhan ASEAN dalam menghadapi tantangan global. Dalam kunjungannya ke parlemen Singapura, Ibas sapaan akrabnya menyatakan bahwa kerja sama antarparlemen menjadi kunci utama membangun ASEAN yang responsif dan relevan.
Menurut Ibas, berbagai tantangan seperti perubahan iklim, transformasi digital, hingga ketidakpastian ekonomi global, membutuhkan diplomasi kebangsaan lintas parlemen. Ia menekankan pentingnya hubungan yang tidak hanya antar-eksekutif, namun juga antar-lembaga legislatif di kawasan.
Partai X: Diplomasi ASEAN Bagus, Tapi Wakil Rakyat Harus Kompak Dulu
Menanggapi pernyataan Ibas, Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X-Institute, Prayogi R Saputra, menyoroti pentingnya konsistensi antara pernyataan luar negeri dan realita dalam negeri. “Bicara soal ASEAN bersatu bagus, tapi apa kabar persatuan di tubuh parlemen sendiri? Wakil rakyat kita belum satu langkah untuk rakyatnya,” ujarnya.
Menurut Prayogi, diplomasi kebangsaan hanya akan kuat jika diawali dari kohesi internal. Jika pemerintah masih saling menyerang dan legislatif belum kompak menghadapi persoalan nasional, maka suara Indonesia di ASEAN akan terdengar sumbang. “Satukan dulu hati dan niat di Senayan, baru bisa bicara solidaritas regional,” tambahnya.
Partai X menegaskan bahwa diplomasi harus ditopang oleh kehadiran nyata wakil rakyat di tengah kehidupan rakyat. “Kunjungan ke parlemen negara lain penting, tapi jangan sampai lupa kunjungi dan dengar rakyat di dapil sendiri,” tegas Prayogi.
Ia menilai, saat legislator bicara stabilitas ASEAN, rakyat justru masih menghadapi instabilitas harga, pendidikan, dan layanan publik. “ASEAN bisa bersatu kalau parlemen tiap negara kuat. Tapi parlemen kuat kalau akarnya tumbuh dari rakyat, bukan dari panggung internasional,” ujarnya.
Legitimasi Parlemen Dibangun Lewat Kerja, Bukan Seremoni
Prayogi mengingatkan bahwa tugas utama pemerintah dan parlemen adalah melindungi, melayani, dan mengatur rakyat dengan bijak. Oleh karena itu, penguatan peran parlemen dalam diplomasi luar negeri harus dibarengi dengan keberpihakan nyata kepada kepentingan rakyat dalam negeri.
“Sesuai prinsip Partai X, pemerintah itu amanah. Parlemen adalah bagian dari pemerintah yang diberi mandat untuk mengelola suara rakyat. Kalau di dalam belum solid, bagaimana bisa jadi suara sah di luar?” tegasnya.
Partai X mendukung penuh upaya memperkuat ASEAN sebagai kawasan yang inklusif dan adil. Namun, mereka menekankan bahwa upaya itu harus dimulai dari dalam. “Solidaritas regional bukan basa-basi, tapi refleksi integritas nasional,” tutup Prayogi.
Ia menegaskan bahwa suara Indonesia di panggung ASEAN akan berarti jika dibangun atas dasar legitimasi rakyat dan persatuan wakil-wakilnya.