beritax.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam pada perdagangan sesi I, yang sempat anjlok hampir 7 persen. Langkah cepat dari Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad yang mendatangi Bursa Efek Indonesia (BEI) dinilai berhasil menenangkan pasar dan membuat IHSG perlahan kembali pulih.
Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi, mengapresiasi kesigapan Dasco yang turut meyakinkan investor. Bahwa kondisi fiskal Indonesia masih stabil dan Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak akan mundur. Menurut Haidar, pernyataan tersebut berperan penting dalam mengembalikan kepercayaan investor di tengah kekhawatiran pasar akibat berbagai isu.
“Dasco tidak hanya sigap tapi juga tegas. Dalam situasi demikian, ketegasan diperlukan untuk meredakan kekhawatiran pasar,” ujar R Haidar Alwi.
Partai X: Pasar Saham Butuh Kebijakan, Bukan Drama Panggung Superhero
Anggota Majelis Tinggi Partai X, sekaligus Direktur X-Institute Prayogi R Saputra, menyoroti langkah tersebut dengan kritis. Menurut Prayogi, stabilitas pasar saham bukan hanya soal intervensi tokoh, melainkan hasil dari kebijakan yang sistematis dan berkelanjutan.
“Pasar saham itu soal kepercayaan terhadap kebijakan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan, bukan panggung superhero yang muncul menyelamatkan situasi sesaat,” tegas Prayogi.
Prayogi menambahkan bahwa pemerintah harus memastikan strategi keuangan yang mampu menjaga stabilitas fiskal tanpa perlu intervensi berlebihan.
Langkah ini sejalan dengan prinsip Partai X yang menekankan tiga tugas utama negara: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat dengan kebijakan yang transparan dan berbasis data.
“Jangan sampai kesigapan mendadak ini hanya bersifat sementara. Yang kita butuhkan adalah kejelasan arah kebijakan ekonomi yang kokoh untuk jangka panjang,” tegasnya.
Partai X mendesak agar pemerintah dan otoritas keuangan fokus pada penguatan kebijakan ekonomi, mulai dari memastikan stabilitas fiskal hingga menciptakan instrumen investasi yang menarik bagi investor lokal maupun asing.
“Aksi nyata harus dimulai dari kebijakan yang berpihak pada stabilitas ekonomi. Jangan sampai kita hanya sibuk menyelamatkan pasar saat krisis, tapi mengabaikan fondasi yang lebih kokoh untuk masa depan,” pungkas Prayogi.