beritax.id – Pengamat pemerintah Citra Institute, Efriza, menilai konsep Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mengadopsi mekanisme pemilihan ketua umum secara perorangan merupakan langkah inovatif yang berpotensi membawa perubahan positif dalam sistem kepartaian di Indonesia.
“Citra PSI akan semakin positif dengan perubahan ini, karena mekanisme pemilihannya lebih melibatkan seluruh kader,” ujar Efriza dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Menurutnya, langkah PSI ini tidak hanya memberikan ruang partisipasi yang lebih luas bagi anggota partai. Tetapi juga mendorong transparansi yang lebih baik dalam proses demokrasi internal. Dengan pendekatan tersebut, PSI diharapkan dapat menarik lebih banyak simpati dari masyarakat yang menginginkan perubahan nyata dalam sistem pemerintah nasional.
Partai X Beri Catatan Kritis Tentang PSI Perorangan
Menanggapi inovasi tersebut, Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X-Institute, Prayogi R Saputra, menyoroti bahwa langkah PSI ini berpotensi menggeser dominasi partai lama jika dijalankan secara efektif.
“Negara memiliki tiga tugas utama yang tidak boleh dilupakan, yakni melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat,” tegas Prayogi.
Menurutnya, prinsip Pemerintah yang dianut Partai X menekankan bahwa demokrasi yang sehat harus berbasis pada keterbukaan dan partisipasi rakyat. Namun, ia mengingatkan agar PSI tidak sekadar menggunakan pendekatan ini sebagai gimmick pemerintah. Dimana tanpa esensi nyata dalam menciptakan perubahan yang berkelanjutan.
“Partai X percaya bahwa inovasi yang dilakukan harus benar-benar berorientasi pada penguatan hak rakyat. Jangan sampai langkah ini hanya menjadi alat pencitraan yang justru mengorbankan substansi demokrasi,” tambah Prayogi.
Tantangan untuk Partai Lama
Prayogi menegaskan bahwa langkah PSI ini menuntut partai lain, khususnya partai lama, untuk berbenah dan beradaptasi dengan sistem yang lebih terbuka dan modern.
“Prinsip Negarawan yang kami pegang menuntut agar partai tidak hanya berorientasi pada kekuasaan, tetapi juga mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman,” ujar Prayogi.
Menurutnya, jika PSI berhasil membuktikan efektivitas sistem ini, maka partai-partai mapan harus mulai memikirkan strategi serupa. Dikarenakan agar tidak tertinggal dalam kompetisi pemerintah ke depan.
Imbauan Partai X PSI Perorangan
Partai X mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mencermati perubahan ini secara kritis. Menurut Prayogi, rakyat harus menjadi penentu utama apakah inovasi ini membawa dampak positif nyata atau hanya sekadar strategi pemerintah.
“Kami mengajak masyarakat untuk tidak hanya terpaku pada kemasan baru dalam dunia pemerintah, tetapi memastikan bahwa langkah tersebut membawa manfaat nyata dalam memperkuat hak-hak rakyat,” pungkasnya.
Kesimpulan
Partai X menilai bahwa langkah PSI dalam mengadopsi mekanisme pemilihan ketua umum secara perorangan berpotensi menjadi inovasi yang signifikan. Namun, keberhasilan konsep ini akan sangat bergantung pada konsistensi PSI dalam menjalankannya dengan transparansi dan kejujuran. Partai X menegaskan bahwa demokrasi yang sehat akan tercapai jika partai berkomitmen pada kepentingan rakyat, bukan sekadar mencari sensasi.