Rapor 1 Tahun Prabowo Gibran resmi dirilis oleh “Shadow Executive Office of The President RI” yang diinisiasi oleh Partai X. Memasuki satu tahun masa jabatan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (21 Oktober 2024 – 20 Oktober 2025), akuntabilitas publik menjadi instrumen vital untuk mengukur sejauh mana janji kampanye telah terealisasi. Kinerja pemerintah dievaluasi secara kuantitatif berdasarkan delapan misi strategis yang dikenal sebagai Asta Cita.
Skor Agregat: Baru Menyentuh 3,0% dari Target Maksimal
Berdasarkan data yang dihimpun menggunakan Enygma Media Analyzer (EMA), total skor kinerja agregat pada akhir Semester 2 mencapai 88 poin dari total nilai maksimal 2.890 poin. Angka ini menunjukkan bahwa capaian pemerintah baru berada di level 3,0%.
Meskipun terdapat tren kenaikan skor dari periode 100 hari (9 poin) ke Semester 1 (49 poin) dan akhirnya ke Semester 2 (88 poin), persentase ini masih dikategorikan sebagai “Sangat Kurang” dalam skala penilaian kualitatif. Jika tren ini tidak dipercepat, diproyeksikan pada tahun ke-5 capaian hanya akan menyentuh angka 13,8%, jauh dari target 100%.
Analisis Per Misi: Kemajuan di Tengah Stagnasi
Laporan ini membedah kinerja pemerintah pada delapan pilar utama dengan hasil yang bervariasi:
1. Sektor Kesehatan: Performa Tertinggi (Misi 4)
Misi ke-4 yang berfokus pada pembangunan SDM dan kesehatan mencatat skor tertinggi sebesar 54 poin. Keberhasilan ini didorong oleh:
- Jaminan Kesehatan Nasional (JKN): Mencapai skor maksimal 10/10 dalam hal cakupan layanan.
- Penanganan Stunting: Program EMAS (Emak-emak dan Anak Minum Susu) memberikan kontribusi positif dengan skor 7/10.
2. Pertahanan dan Kemandirian (Misi 2)
Meraih skor 10 poin, dengan capaian menonjol pada aspek sinergi pendekatan sejarah dan budaya di daerah rawan konflik (skor 8/10). Namun, sektor energi, ekonomi digital, dan ekonomi biru masih menunjukkan stagnasi dengan mayoritas indikator bernilai nol.
3. Hilirisasi dan TKDN (Misi 5)
Sektor ini meraih 9 poin, yang didominasi oleh keberhasilan kebijakan peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada industri komoditas (skor 9/10).
4. Rapor Merah: Penegakan Hukum dan Mitigasi Bencana
Dua sektor mencatat nilai negatif yang mengkhawatirkan:
- Reformasi Hukum (Misi 7): Mendapat skor -4 akibat persepsi publik terhadap pelemahan KPK dan rendahnya intensitas edukasi anti-korupsi.
- Mitigasi Bencana (Misi 8): Mencatat skor terendah sebesar -6, yang dipicu oleh lemahnya kesiapsiagaan pemerintah dan pemutakhiran sistem peringatan dini bencana.
Tantangan dan Strategi ke Depan
Laporan Partai X menyimpulkan bahwa sebagian besar agenda pemerintahan masih berada pada tahap awal implementasi atau bahkan stagnan. Dominasi nilai 0 pada banyak indikator mencerminkan kurangnya aktivitas atau ekspos kebijakan yang sampai ke ruang publik.
Sebagai solusi, laporan ini menawarkan Strategi Kilat 5 Tahun, termasuk di antaranya:
- Amandemen Kelima UUD 1945 untuk mengembalikan kedaulatan rakyat.
- Transformasi birokrasi digital guna memutus rantai korupsi secara sistematis.
- Pemisahan tegas antara institusi negara dan pemerintah agar stabilitas negara tidak terganggu oleh dinamika rezim.
Evaluasi ini diharapkan menjadi bahan masukan strategis bagi pemerintah Prabowo-Gibran untuk melakukan perbaikan kebijakan di masa mendatang demi mengejar target Asta Cita yang telah ditetapkan.



