By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Tuesday, 16 December 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Seputar Pajak
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Seputar Pajak
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
Font ResizerAa
Berita XBerita X
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Berita X > Blog > Berita Terkini > Ketika Tragedi Sumatera Tak Diakui sebagai Bencana
Berita TerkiniPemerintah

Ketika Tragedi Sumatera Tak Diakui sebagai Bencana

Diajeng Maharani
Last updated: December 16, 2025 10:47 am
By Diajeng Maharani
Share
5 Min Read
SHARE

beritax.id – Bencana besar yang melanda Sumatera di akhir tahun 2025 menyadarkan kita bahwa keserakahan pemerintah dan antek-anteknya punya harga mahal yang harus dibayarkan. Disaat ratusan korban meninggal dan hilang, ribuan terluka serta ratusan ribu mengungsi. Pemerintah pusat justru masih terasa tenang seolah semua baik-baik saja.

Contents
Bencana yang Tidak Dianggap BencanaBukan Satwa Langka Tapi dilindungiKesunyian Media

Bencana yang Tidak Dianggap Bencana

Per tanggal 3 Desember 2025, pada pukul 08.51, laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban meninggal telah mencapai 753 jiwa. Sementara 650 orang masih dinyatakan hilang, dan sekitar 2.600 jiwa lainnya terluka.

Meski demikian, di tanggal yang sama banjir Sumatera belum ditetapkan sebagai Bencana Nasional.  Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, secara eksplisit menyatakan bahwa status “Bencana Nasional” belum perlu ditetapkan. Menyamakan situasi ini dengan Gempa Cianjur dan Palu yang juga tidak berstatus bencana nasional.

Jika melihat kasus banjir Jakarta atau gempa di Jawa Barat, mekanisme respons pemerintah pusat bekerja dengan kecepatan penuh.

Presiden, menteri, hingga pimpinan lembaga tinggi negara segera hadir di lokasi, memastikan sorotan media tidak putus.

Sebaliknya, di Sumatera, meskipun korban jiwa melebihi 600 orang. Narasi yang dibangun oleh pemerintah pusat adalah “penanganan masih bisa dilakukan oleh daerah”.

You Might Also Like

Peringati Kartini, Polisi Buka Pelatihan Gender – Partai X: Jangan Hanya Pelatihan, Sistemnya Kapan Diubah?
DPR Stop Tunjangan Rumah, Partai X: Jangan Hanya Gimik
Dividen Terselubung: Cara Nakal Biar Gak Bayar Pajak? Yuk Bedah Faktanya!
Rp 1.000 Triliun Terancam Lenyap karena Judi Online, Partai X: Negara Sibuk Sensor Meme, Bisu soal Mafia Digital!

Tambang Maut di Tapanuli

Fakta bahwa tanah Sumatera tidak runtuh karena hujan semata. Melainkan karena ia lelah “dijejali” oleh izin industri yang melampaui daya tampung masih minim dibahas.

Tapanuli Raya, wilayah dengan angka kematian tertinggi (lebih dari 301 jiwa di Sumut saja), adalah bukti nyata dari saturasi investasi yang mematikan.

Hutan yang seharusnya menjadi payung pelindung rakyat telah dikapling habis-habisan.

Dokumen menunjukkan bahwa wilayah ini dipadati oleh konsesi Tambang Emas Martabe yang membentang seluas lebih dari 130.000 hektare dan proyek PLTA Batang Toru yang dipaksakan berdiri di zona gempa dan habitat satwa langka.

Demi mengejar “energi” dan “emas”, pemerintah membiarkan hulu sungai dikupas habis. Hal ini menyisakan tanah terbuka yang siap meluncur menjadi bubur lumpur saat hujan datang.

Bukan Satwa Langka Tapi dilindungi

Bak kotak Pandora yang terbuka, berbagai nama mulai disebut dalam kritik publik terkait kebijakan yang dipandang mengutamakan “investasi di atas ekologi.”

Nama Luhut Binsar Pandjaitan mencuat sebagai figur sentral yang selama ini pasang badan membela proyek-proyek berisiko tinggi seperti PLTA Batang Toru.

Di tingkat daerah, Gubernur Bobby Nasution memperlihatkan sisi gelap birokrasi melalui politik penyangkalan.

Alih-alih mengevaluasi izin perusahaan perusak lingkungan. Ia berlindung di balik alasan “faktor cuaca”, sebuah narasi yang melindungi oligarki lokal dari jeratan hukum.

Sikap ini adalah bentuk pembiaran yang fatal dimana peringatan dini diabaikan, dan rakyat dibiarkan menghadapi bencana tanpa persiapan. Seolah nyawa mereka lebih murah dibandingkan kelancaran operasional korporasi.

Rakyat Kehilangan Segalanya

Hari ini kita melihat Sumatera bukan hanya tenggelam, tapi dihantam oleh “peluru” buatan manusia.

Video viral memperlihatkan kayu-kayu gelondongan dari sisa penebangan hanyut bak peluru kendali, menghancurkan rumah-rumah yang dibangun dari keringat seumur hidup warga.

Kayu-kayu ini adalah bukti kejahatan kehutanan yang gagal ditutupi oleh pemerintah.

Ironi semakin tajam ketika bantuan negara tak kunjung datang.

Di Tapanuli Tengah, warga yang kelaparan terpaksa menjarah minimarket demi bertahan hidup.

Di saat rakyat bertaruh nyawa dan kehilangan keluarga, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian justru merespons dengan dingin, meminta mereka “bersabar” hingga masyarakat sendiri lah yang bahkan membuka “Open Donasi”, seolah melepaskan tanggung jawab negara untuk mengurus warganya sendiri.

Kesunyian Media

Terakhir banjir ini mengungkap upaya sistematis untuk membungkam jeritan korban.

Ada fenomena “Dunia Terbalik” di mana bencana yang menewaskan ratusan orang di Sumatera dianggap angin lalu oleh media televisi nasional yang tersandera kepentingan segelintir orang.

Pemerintah terus menunda penetapkan status “Bencana Nasional” demi menutupi kegagalan proyek jahat mereka.

Bencana Sumatera 2025 adalah pengingat brutal bahwa keserakahan memiliki konsekuensi yang nyata dan berdarah. Apa yang disebut sebagai “pembangunan” oleh pemerintah, nyatanya adalah penggalian kuburan massal bagi rakyat kecil.

Kotak Pandora telah terbuka, dan isinya bukan sekadar air dan lumpur. Melainkan dakwaan keras terhadap sebuah sistem ketatanegaraan yang salah hingga menukar nyawa manusia demi keuntungan segelintir orang.

Solusi

Setelah melihat semua ini, jelas satu hal bahwa yang rusak bukan hanya alamnya… tapi sistemnya.

Dan untuk memperbaiki sistem, kita butuh para intelektual, tokoh agama, TNI/Polri, dan tokoh budaya duduk bersama untuk mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat.

TAGGED:Berita Trending
Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article BGN Tegaskan Dapur MBG Harus Hindari Makanan Olahan, Publik Desak Kualitas Makanan Utamakan
Next Article Banjir Bandang Adalah Catatan Kegagalan dari Dua Level Kekuasaan

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

Sengketa pajak PT MSMP dalam persidangan yang membahas dugaan cacat prosedur pemeriksaan.
Berita Terkini

Gugatan PT MSMP Memanas: Ahli Bongkar Dugaan Pelanggaran Prosedur Pemeriksaan Pajak

December 2, 2025
Pemerintah

Danantara, Proyek Besar Tanpa Kontrol? Partai X Pertanyakan Transparansi

February 24, 2025
Ekonomi

Bank Emas Prabowo: Solusi Ekonomi atau Kontroversi Baru?

February 24, 2025
Berita Terkini

“Indonesia Gelap” dianggap Reaksi Kaget Rakyat Soal Kebijakan, Partai X: Prabowo Harus Dengarkan Aspirasi!

February 24, 2025

You May also Like

Pemerintah

Kebun Sawit Bertambah, Hutan Hilang, Rakyat Jadi Korban

December 11, 2025
Pemerintah

Jubir Anies Jadi Komisaris, Penghina Presiden Dapat Amnesti, Partai X Soroti Hukum Kini Selevel Reality Show!

August 6, 2025
Seputar Pajak

Pinjam Pakai vs Sewa Menyewa: Mana yang Tepat untuk Kantor dan Gudang Perusahaan Anda? 

July 25, 2025
Pemerintah

Dapur MBG Wajib Test Kit, Partai X: Rakyat Bukan Kelinci Percobaan!

September 30, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Hot
  • Politics
  • Renewable Energy
  • Yudizaman
  • Hotel Ayani
  • CV Hotel Wisata
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.