By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Wednesday, 17 December 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Seputar Pajak
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Seputar Pajak
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
Font ResizerAa
Berita XBerita X
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Berita X > Blog > Pemerintah > Bencana Alam atau Bencana Kebijakan? Pemerintah Gagal Menjaga Ekosistem
Pemerintah

Bencana Alam atau Bencana Kebijakan? Pemerintah Gagal Menjaga Ekosistem

Diajeng Maharani
Last updated: December 15, 2025 1:44 pm
By Diajeng Maharani
Share
4 Min Read
SHARE

beritax.id – Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia menghadapi banjir, longsor, kekeringan, kebakaran hutan, pencemaran sungai, dan sederet bencana lain yang datang silih berganti. Namun pola yang muncul begitu jelas: bencana alam ini bukan lagi akibat faktor alam semata, melainkan akumulasi dari pilihan kebijakan yang salah arah. Ketika hutan ditebang, ketika sungai disempitkan, ketika lahan gambut dibakar, ketika tambang menguasai pegunungan maka bencana bukan sedang “datang”, tetapi sedang “diundang”.

Jika ekosistem rusak karena keputusan manusia, maka itu bukan bencana alam, tetapi bencana kebijakan.

Kerusakan Lingkungan Bukan Terjadi Begitu Saja

Hutan hilang bukan karena angin. Sungai tercemar bukan karena hujan. Lahan kritis muncul bukan karena nasib. Semua ini adalah hasil dari eksploitasi yang dilegalkan, diperluas, bahkan didorong melalui kebijakan. Alih fungsi lahan dilakukan tanpa kajian yang matang, izin industri diberikan di kawasan rawan, dan penegakan hukum lingkungan lemah.

Kerusakan ekologis adalah buah dari pembiaran dan kompromi yang berlangsung bertahun-tahun.

Dalih “Cuaca Ekstrem” Tidak Lagi Relevan

Setiap kali bencana terjadi, pemerintah cepat menyebut cuaca ekstrem, perubahan iklim global, atau fenomena alam lainnya sebagai penyebab utama. Tetapi kenyataannya, cuaca ekstrem hanyalah pemicu. Yang memperparah dampak adalah hutan yang hilang, bukit yang gundul, sungai yang dangkal, dan tata ruang yang kacau.

Bencana menjadi besar bukan karena hujannya kuat, tetapi karena ekosistem terlalu lemah untuk menahannya.

You Might Also Like

Eko Wahyu Pramono Gugat Politeknik Negeri Jember ke PTUN Surabaya
Gedung Kopdes Merah Putih, Partai X: Lahan Rakyat Jangan Jadi Proyek Pejabat Daerah!
Komisi II: Kasus Pati Tak Perlu Pemakzulan, Partai X: Mungkin Tunggu Rakyat yang Dimakzulkan Dulu
Membangun Sistem Negara yang Tidak Bergantung pada Pemimpin

Kebijakan Lingkungan Penuh Celah dan Kontradiksi

Di satu sisi, pemerintah berbicara soal kelestarian lingkungan dan mitigasi iklim. Namun di sisi lain, izin tambang diperluas, kawasan lindung diperkecil, dan proyek-proyek besar terus masuk ke area sensitif. Kontradiksi ini menunjukan bahwa lingkungan sering hanya dijadikan jargon, bukan prioritas kebijakan. Ekosistem tidak dilindungi oleh pidato ia dilindungi oleh keputusan yang benar.

Setiap bencana ekologis selalu menghantam rakyat dan terpencil rumah hancur, ladang rusak, akses air bersih hilang, dan sumber ekonomi lenyap seketika. Mereka tidak merusak lingkungan, tetapi justru menjadi korban dari hasil kebijakan yang tidak berpihak pada kelestarian. Ketika kebijakan salah, rakyat selalu menjadi korban paling nyata.

Solusi: Mengubah Arah Kebijakan Agar Ekosistem Tidak Terus Hancur

Untuk menghentikan rangkaian bencana ekologis, negara harus kembali menempatkan lingkungan sebagai landasan utama kebijakan pembangunan. Pertama, izin-izin yang terbukti merusak ekosistem harus dievaluasi dan dicabut, bukan dibiarkan demi kepentingan ekonomi jangka pendek. Kedua, penegakan hukum lingkungan harus dilakukan tanpa kompromi, mencakup pelaku ilegal maupun perusahaan besar yang melanggar standar ekologis. Ketiga, tata ruang harus diperbaiki dengan menempatkan daya dukung alam sebagai acuan utama, bukan kepentingan proyek. Keempat, kawasan hutan, pesisir, dan lahan gambut harus dipulihkan melalui restorasi ekologis yang melibatkan masyarakat setempat. Kelima, kebijakan pembangunan harus beralih ke model berkelanjutan yang mengintegrasikan aspek sosial, ekologis, dan ekonomi secara seimbang.

Mengelola alam dengan benar adalah cara paling efektif mencegah bencana kemanusiaan di masa depan.

Kesimpulan: Bencana yang Kita Hadapi Adalah Cermin Kebijakan Negara

Bencana ekologis yang terjadi berulang kali di Indonesia adalah cermin bahwa negara belum menjalankan tanggung jawabnya menjaga lingkungan.
Jika kebijakan negara terus membuka ruang untuk eksploitasi tanpa kendali, maka bencana akan terus datang dengan skala yang semakin besar.

Ketika alam rusak oleh kebijakan, pemerintah wajib bertanggung jawab karena bencana ini bukan sekadar alam, tetapi hasil dari pilihan yang salah.

TAGGED:Berita Trending
Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article Pemerintah Harus Menghentikan Praktik Eksploitasi Alam yang Menghancurkan Kehidupan Rakyat
Next Article KemenHAM Soal Kasus HAM, Hukum Tak Boleh Main Mata!

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

Sengketa pajak PT MSMP dalam persidangan yang membahas dugaan cacat prosedur pemeriksaan.
Berita Terkini

Gugatan PT MSMP Memanas: Ahli Bongkar Dugaan Pelanggaran Prosedur Pemeriksaan Pajak

December 2, 2025
Pemerintah

Danantara, Proyek Besar Tanpa Kontrol? Partai X Pertanyakan Transparansi

February 24, 2025
Ekonomi

Bank Emas Prabowo: Solusi Ekonomi atau Kontroversi Baru?

February 24, 2025
Berita Terkini

“Indonesia Gelap” dianggap Reaksi Kaget Rakyat Soal Kebijakan, Partai X: Prabowo Harus Dengarkan Aspirasi!

February 24, 2025

You May also Like

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait mencabut gagasan mengecilkan ukuran rumah subsidi menjadi 14 meter persegi.
Ekonomi

Rumah Subsidi Mau Diperkecil, Partai X: Sudah Sempit Mau Dijadikan Apa Lagi?

July 11, 2025
Pemerintah

Pemerintah Indonesia vs AI! Siapa yang Lebih Punya Nurani?

July 9, 2025
Wakil Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Silmy Karim menyoroti kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Turki
Internasional

RI-Turki Bahas Industri Pertahanan, Partai X: Jangan Sibuk Beli Senjata, Saat Rakyat Tak Mampu Beli Bahan Pokok!

May 30, 2025
– Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerja sama dengan Kementerian Transmigrasi menggelar tes urine dan sosialisasi
Kriminal

BNN dan Transmigrasi Lawan Narkoba, Partai X Ingatkan Lingkungan Bersih Harus Dimulai dari Istana!

July 29, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Hot
  • Politics
  • Renewable Energy
  • Yudizaman
  • Hotel Ayani
  • CV Hotel Wisata
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.