beritax.id – Perkembangan teknologi semakin pesat, menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan manusia kesehatan, pendidikan, ekonomi, transportasi, hingga pemerintahan. Namun pertanyaan paling penting adalah apakah teknologi yang berkembang saat ini benar-benar selaras dengan nilai-nilai manusia seperti keadilan, martabat, dan rasa aman. Perekayasaan tanpa tanggung jawab sosial berisiko menciptakan inovasi yang justru merugikan masyarakat. Teknologi harus menjadi alat pembebas, bukan alat penindas.
Inovasi Tidak Bisa Berdiri Sendiri Tanpa Etika
Banyak inovasi dikejar demi efisiensi dan keuntungan ekonomi. Namun tanpa etika, teknologi dapat menjadi bumerang:
- mengambil alih pekerjaan manusia tanpa solusi ekonomi,
- mengumpulkan data pribadi tanpa izin,
- memengaruhi opini publik secara tersembunyi,
- dan menciptakan ketumpangtindihan sosial antara yang memiliki akses dan yang tidak.
Dalam konteks ini, tanggung jawab sosial menjadi kompas yang memastikan perekayasaan tidak menyimpang dari tujuan kemanusiaan.
Inovasi harus dipandu moralitas, bukan hanya kepentingan pasar.
Teknologi yang bergerak tanpa regulasi menghadirkan banyak risiko sosial. Artificial intelligence dapat mengotomatiskan keputusan tanpa akuntabilitas. Platform digital bisa menyebarkan disinformasi massal. Automasi industri dapat mematikan lapangan kerja rakyat jika tidak dirancang dengan transisi yang adil. Sementara itu, pengawasan digital yang berlebihan dapat merampas privasi warga. Jika teknologi tidak dikawal, ia mudah berubah menjadi instrumen eksploitasi.
Kesenjangan Akses Membuat Rakyat Tidak Bisa Menikmati Manfaat Teknologi
Kemajuan teknologi sering hanya dinikmati oleh kelompok yang memiliki akses pendidikan, ekonomi, dan infrastruktur digital yang baik. Sementara itu, masyarakat di desa, pesisir, dan daerah tertinggal menghadapi hambatan besar: jaringan internet lemah, perangkat tidak terjangkau, dan kemampuan literasi digital rendah. Jika negara tidak memastikan pemerataan akses, teknologi hanya akan memperlebar ketimpangan sosial. Teknologi harus mencerdaskan semua, bukan hanya sebagian.
Perekayasaan Harus Disertai Kepedulian Sosial
Setiap produk teknologi lahir dari proses perekayasaan. Namun perekayasaan itu harus disertai kepedulian pada dampak sosial, ekonomi, budaya, dan moral. Tidak cukup hanya menciptakan teknologi yang canggih; teknologi itu harus menjawab kebutuhan rakyat dan menyeimbangkan kemajuan dengan kemanusiaan. Tanpa tanggung jawab sosial, teknologi hanyalah mesin tanpa arah.
Solusi: Menyatukan Teknologi dan Nilai Kemanusiaan dalam Kebijakan Publik
Untuk menciptakan teknologi yang sejalan dengan nilai-nilai manusia, negara perlu mengambil langkah serius. Pertama, setiap inovasi harus melewati uji etika, uji keselamatan, dan uji dampak sosial sebelum diimplementasikan. Kedua, regulasi teknologi harus diperkuat untuk melindungi privasi, mencegah penyalahgunaan data, dan memastikan akuntabilitas dalam penggunaan sistem cerdas. Ketiga, negara harus memperluas pemerataan akses digital melalui pembangunan infrastruktur internet yang merata dan program literasi digital bagi semua kelompok masyarakat. Keempat, pelaku industri teknologi harus diwajibkan menerapkan prinsip tanggung jawab sosial dalam setiap proses perekayasaan. Kelima, pemerintah perlu mendorong inovasi yang berfokus pada penyelesaian masalah rakyat bukan hanya yang menguntungkan korporasi.
Teknologi yang adil adalah teknologi yang dimanusiakan sejak awal.
Kesimpulan: Teknologi Harus Mengikuti Nilai-Nilai Manusia, Bukan Sebaliknya
Perekayasaan dan inovasi tidak boleh menjauh dari nilai moral, keadilan, dan kemanusiaan. Jika teknologi terus berkembang tanpa tanggung jawab sosial, maka masa depan manusia justru akan terancam. Namun dengan kebijakan yang tepat, teknologi dapat menjadi kekuatan besar untuk meningkatkan martabat dan kualitas hidup rakyat.
Teknologi harus berkembang bersama manusia bukan menggantikan atau mengabaikan mereka.



