By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Thursday, 27 November 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Seputar Pajak
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Seputar Pajak
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
Font ResizerAa
Berita XBerita X
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Berita X > Blog > Pemerintah > Ketika Pejabat Lebih Sibuk Pencitraan daripada Pengabdian
Pemerintah

Ketika Pejabat Lebih Sibuk Pencitraan daripada Pengabdian

Diajeng Maharani
Last updated: November 26, 2025 1:22 pm
By Diajeng Maharani
Share
5 Min Read
SHARE

beritax.id  — Di tengah meningkatnya tantangan sosial, ekonomi, dan keamanan, publik justru disuguhi perdebatan yang tidak relevan, posting media sosial yang berlebihan. Serta aktivitas pencitraan yang menguras energi pejabat publik. Fenomena ini menunjukkan satu hal: pengabdian digeser oleh kepentingan visual dan popularitas.

Saat para pejabat berlomba-lomba tampil sempurna di depan kamera, rakyat tinggal menunggu kebijakan yang tak kunjung menyentuh kehidupan mereka. Di sinilah masalah besar muncul ketika pencitraan menjadi prioritas, pelayanan publik pasti menjadi korban.

Pejabat Sibuk Gaya, Rakyat Sibuk Menanggung Akibat

Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute, Prayogi R Saputra, menegaskan bahwa tugas negara itu tidak berubah sejak awal: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat .

Namun, ia menyoroti bahwa dalam kenyataannya, sebagian pejabat lebih fokus membangun popularitas ketimbang menjalankan tanggung jawab moralnya sebagai pelayan rakyat.

“Ketika pejabat lebih sibuk pencitraan daripada bekerja, maka negara kehilangan arah, dan rakyat yang menanggung akibatnya,” tegas Prayogi.

Ia mengingatkan bahwa masalah inti bukan hanya kurangnya profesionalitas. Tetapi juga melunturnya kesadaran pejabat bahwa jabatan adalah amanah, bukan panggung pertunjukan.

You Might Also Like

Anggota DPR Dapat Tunjangan Beras Rp 12 Juta, Partai X: Rakyat Lapar, Mereka Hidup Mewah!
KPK Sita Uang Ilham, Partai X: Uang Negara Dibawa, Rakyat Tetap Tertekan!
Fadli Zon Ragukan Data TGPF 98, Partai X: Luka Bangsa Jangan Dihapus Karena Tak Nyaman!
Prabowo Setuju Bentuk Ditjen Pesantren, Partai X: Santri Butuh Kepastian, Bukan Struktur Baru!

Prinsip Partai X: Pejabat Adalah Pelayan, Bukan Penguasa

Dalam prinsip Partai X secara tegas menyatakan:

“Rakyat adalah pemilik kedaulatan negara sehingga rakyat adalah raja.”
Pejabat hanyalah pelayan rakyat TKI (Tenaga Kerja Indonesia) dalam konteks jabatan publik .

Pejabat tidak boleh menempatkan diri sebagai penguasa atau pemilik kekuasaan. Mereka hanyalah sebagian kecil rakyat yang diberi wewenang untuk membuat dan menjalankan kebijakan secara efektif, efisien, dan transparan demi keadilan dan kesejahteraan rakyat .

Kasus korupsi, manipulasi kekuasaan, dan penyalahgunaan wewenang merupakan bentuk pengkhianatan terhadap Pancasila. Serta bukti bahwa sebagian pejabat gagal menjadikan jabatan sebagai amanah pengabdian .

Partai X menekankan bahwa pejabat sejati negarawan adalah mereka yang bijaksana, visioner, dan mengutamakan kepentingan rakyat di atas segalanya .

Bahaya Pencitraan yang Menggantikan Kinerja

Ketika pejabat lebih sibuk memperindah citra daripada memperbaiki kinerja, Partai X mencatat beberapa dampak serius:

  • Kebijakan jadi reaktif, bukan berdasarkan kajian mendalam atau kepentingan rakyat.
  • Pelayanan publik melemah karena energi pejabat habis untuk mempertahankan popularitas.
  • Transparansi berkurang, karena pencitraan membutuhkan narasi, bukan data.
  • Korupsi mudah terjadi, karena fokus bukan lagi pada akuntabilitas, tapi pada citra publik.
  • Keadilan sosial makin jauh, karena pejabat tidak menjalankan tanggung jawab moral sesuai Pancasila sila ke-5 (keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia) .

Pencitraan pada akhirnya menciptakan ilusi kepemimpinan, tanpa substansi dan tanpa keberpihakan nyata pada rakyat.

Solusi Partai X: Mengembalikan Pejabat pada Fungsi Pengabdian

Berdasarkan Solusi Penyembuhan Bangsa dari dokumen Partai X. Ada langkah-langkah strategis yang relevan untuk menghentikan budaya pencitraan dan mengembalikan pejabat kepada misi pengabdian:

  1. Musyawarah Kenegarawanan Nasional
    Mengumpulkan empat pilar bangsa (intelektual, agama, TNI/Polri, budaya) untuk menata ulang visi dan desain ketatanegaraan, sehingga pejabat tidak lagi bekerja untuk tampil baik tetapi untuk menghasilkan kebijakan yang benar .
  2. Amandemen Kelima UUD 1945
    Mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dan mempertegas batas kekuasaan pejabat agar tidak mudah diselewengkan untuk kepentingan citra pribadi .
  3. Pemisahan Tegas Negara dan Pemerintah
    Agar ketika pejabat gagal, negara tetap berjalan dan tidak tenggelam oleh kegagalan personal ataupun pencitraan berlebihan pejabat tertentu .
  4. Reformasi Hukum Berbasis Kepakaran
    Untuk memastikan pejabat tidak bisa sembarangan bermanuver demi kepentingan populer atau citra, tetapi harus patuh pada hukum yang berbasis keadilan dan kepakaran .
  5. Transformasi Birokrasi Digital
    Dengan digitalisasi penuh, pejabat tidak bisa lagi berlindung di balik pencitraan karena seluruh proses akan transparan dan dapat diawasi publik .
  6. Pendidikan Moral dan Berbasis Pancasila
    Untuk memastikan generasi pemimpin masa depan memahami bahwa jabatan adalah pengabdian, bukan sarana tampil tenar atau menjadi selebritas.

Pencitraan dapat memikat kamera, tetapi pengabdianlah yang menyelamatkan bangsa. Partai X mengingatkan bahwa pejabat harus kembali pada makna dasar kekuasaan: melayani rakyat, bukan melayani ego atau kepentingan pencitraan.

Dan selama rakyat kritis, obyektif, serta menuntut transparansi, budaya pencitraan dapat dihentikan digantikan oleh budaya melayani.

TAGGED:Berita Trending
Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article Apakah Negara Masih Melindungi Kita atau Justru Sebaliknya?
Next Article Pembatasan Praperadilan Masalah, Partai X Desak Hak Warga Diperkuat!

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

Pemerintah

Koruptor Dimanjakan, Rakyat Dikorbankan

November 27, 2025
Pemerintah

Danantara, Proyek Besar Tanpa Kontrol? Partai X Pertanyakan Transparansi

February 24, 2025
Ekonomi

Bank Emas Prabowo: Solusi Ekonomi atau Kontroversi Baru?

February 24, 2025
Berita Terkini

“Indonesia Gelap” dianggap Reaksi Kaget Rakyat Soal Kebijakan, Partai X: Prabowo Harus Dengarkan Aspirasi!

February 24, 2025

You May also Like

Ia menilai, narasi bahwa demonstrasi membuktikan gagalnya demokrasi adalah propaganda kelompok radikal. Menurutnya, akar masalah aksi protes adalah
Pemerintah

Akademisi Sebut Demonstrasi Bukan Solusi, Partai X: Demo Suara Hati Rakyat!

September 11, 2025
Pemerintah

Cak Nun, Navigator 4 Pilar Negara

June 17, 2025
Dosen Universitas Multimedia Nusantara, Ignatius Haryanto, menilai pengaturan platform digital seharusnya tidak disamakan dengan penyiaran
Teknologi

RUU Penyiaran vs Platform Digital, Partai X: Jangan Samakan Revolusi Teknologi dengan Rezim Sensor!

July 22, 2025
Pemerintah

Amien Rais Marah pada Bayangannya Sendiri: Jokowi–Luhut–Sri Mulyani Hanya Menyusuri Jalan yang Ia Buka

November 5, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Hot
  • Politics
  • Renewable Energy
  • Yudizaman
  • Hotel Ayani
  • CV Hotel Wisata
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.