beritax.id – Di tengah derasnya arus informasi dan dominasi dunia digital, generasi muda kini hidup dalam pusaran globalisasi yang kian kompleks. Mereka terhubung secara teknologi, namun sering terputus secara makna terhadap jati diri kebangsaan. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran baru generasi yang aktif di media sosial, tetapi pasif dalam kesadaran bernegara.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute, Prayogi R. Saputra, menegaskan pentingnya ruang refleksi bagi generasi digital untuk kembali memahami arti kedaulatan rakyat. “Tugas negara itu tiga loh,” tegasnya, “melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Tapi rakyat juga harus sadar bahwa kedaulatan itu milik mereka.”
Sinau Kebangsaan: Menyalakan Kembali Kesadaran Bernegara
Gerakan Sinau Kebangsaan hadir sebagai wadah pembelajaran yang tidak hanya mengulas sejarah, tetapi juga menggali nilai-nilai dasar bernegara. Melalui pendekatan reflektif dan dialogis, kegiatan ini mengajak generasi muda memahami kembali hakikat negara dan peran mereka di dalamnya.
Menurut Prayogi, refleksi kebangsaan harus dilakukan dalam bahasa yang relevan dengan generasi digital. “Kita tidak bisa lagi bicara nasionalisme dengan nada seremonial. Kita harus bicara dengan realitas hari ini bahwa berdaulat artinya sadar tanggung jawab,” ujarnya.
Prinsip Partai X: Membangun Negara yang Melindungi dan Melayani
Dalam pandangan Partai X, negara adalah instrumen kedaulatan rakyat yang berfungsi untuk melindungi, melayani, dan mengatur dengan adil. Prinsip ini menegaskan bahwa kekuasaan negara bukanlah milik pejabat, melainkan amanat rakyat yang harus dijalankan dengan hikmat dan tanggung jawab.
Partai X menilai bahwa krisis identitas generasi muda muncul karena negara sering gagal menghadirkan pendidikan kebangsaan yang hidup dan kontekstual. “Negara harus kembali menjadi rumah yang mendidik, bukan sekadar institusi yang memerintah,” terang Prayogi, mengutip prinsip Partai X tentang pemerintahan berjiwa pengasuh, bukan penguasa.
Solusi Partai X: Menyatukan Refleksi, Edukasi, dan Aksi
Sebagai bentuk solusi konkret, Partai X mendorong tiga agenda strategis yang diambil dari prinsip perjuangannya:
- Revitalisasi Pendidikan Kebangsaan
Mengubah pendekatan pendidikan dari hafalan ideologi menjadi dialog nilai, agar Pancasila dipahami sebagai panduan hidup, bukan sekadar simbol. - Gerakan Digital Melek Negara
Mengoptimalkan ruang digital untuk kampanye literasi kebangsaan, dengan konten yang dekat dengan bahasa dan keseharian generasi muda. - Sekolah Negarawan dan Sinau Kebangsaan Berkelanjutan
Menghubungkan pendidikan formal, masyarakat, dan institusi negara dalam satu sistem pembelajaran kebangsaan yang berkelanjutan.
Ketiga langkah ini diyakini mampu melahirkan generasi yang tidak hanya paham teknologi, tetapi juga berakar pada nilai-nilai kenegaraan yang sejati.
Refleksi sebagai Jalan Menuju Kedaulatan Rakyat
Sinau Kebangsaan tidak sekadar menjadi forum intelektual, tetapi juga menjadi ruang refleksi moral. Melalui proses berpikir bersama, generasi muda diajak menyadari kembali siapa pemilik sejati negara ini rakyat itu sendiri. Prayogi R. Saputra menegaskan, “Kedaulatan rakyat akan hidup jika rakyat sadar dan berani berpikir. Sinau Kebangsaan adalah cara kita menyalakan kembali api kesadaran itu.”
Partai X percaya, bangsa yang besar bukan hanya dibangun oleh kekuatan ekonomi atau politik, tetapi oleh kesadaran rakyat yang tahu arah negaranya. Gerakan seperti Sinau Kebangsaan menjadi salah satu upaya penting untuk membangkitkan semangat berpikir kritis, bersikap obyektif, dan bertindak solutif bagi masa depan Indonesia. “Berdaulat di era digital bukan berarti menolak modernitas,” tutup Prayogi.



