beritax.id – Wacana pemerintah memberi gelar Pahlawan Nasional kepada sejumlah tokoh bangsa, termasuk Gus Dur dan Soeharto, menuai tanggapan beragam. Partai Demokrat menyambut baik langkah tersebut. Namun, Partai X menilai penghargaan simbolik tak boleh menutupi kewajiban negara dalam melayani rakyat secara nyata.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut keputusan pemerintah ini sebagai bentuk kedewasaan sejarah dan penghormatan bagi para pendahulu. Ia menilai, pengakuan terhadap jasa presiden terdahulu adalah bukti kematangan bangsa dalam melihat sejarah tanpa dendam kekuasaan.
Namun, menurut Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute, Prayogi R Saputra, bangsa besar tidak cukup hanya dengan penghormatan simbolik. “Tugas negara itu tiga: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat,” tegasnya.
Ia menilai, penghargaan sejarah seharusnya diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat. “Rakyat hari ini tidak butuh seremoni, tapi butuh kepastian harga bahan pokok stabil, pekerjaan tersedia, dan pelayanan publik berjalan,” ujarnya.
Prinsip Negara Menurut Partai X
Dalam prinsip dasar Partai X, pemerintah hanyalah sebagian kecil rakyat yang diberi kewenangan untuk mengatur, bukan penguasa atas rakyat. Negara yang kuat bukan dibangun dari simbol dan gelar, melainkan dari keadilan dan kesejahteraan yang dirasakan oleh seluruh warga.
“Negara adalah bus, rakyat adalah pemiliknya. Kalau sopirnya (pemerintah) hanya sibuk mengecat bus tanpa memperbaiki mesinnya, perjalanan bangsa akan tetap macet,” ujar Prayogi dengan analogi yang tegas.
Partai X Desak Implementasi Nyata Nilai Kepahlawanan
Partai X menilai nilai-nilai kepahlawanan seharusnya diaktualkan dalam kebijakan yang pro-rakyat. Kepahlawanan sejati hari ini bukan dalam bentuk piagam atau gelar, melainkan dalam keberanian menegakkan keadilan sosial dan menolak penyalahgunaan kekuasaan.
“Yang perlu jadi pahlawan sekarang itu bukan tokoh masa lalu, tapi pejabat yang berani jujur dan berpihak pada rakyat kecil,” tegasnya.
Solusi Partai X
Mengacu pada Poin Penyembuhan Bangsa Partai X, ada langkah konkret agar semangat kepahlawanan benar-benar hidup:
- Reformasi hukum berbasis kepakaran, agar keadilan berpihak pada kebenaran, bukan uang.
- Transformasi birokrasi digital, untuk memutus rantai korupsi dan memastikan transparansi.
- Pendidikan moral dan berbasis Pancasila, supaya generasi muda memahami tanggung jawab kenegaraan dan tidak buta ideologi.
- Pemaknaan ulang Pancasila sebagai pedoman operasional, bukan sekadar slogan.
Partai X menegaskan, penghargaan kepada tokoh bangsa tidak boleh berhenti pada seremoni. Pemerintah harus menjadikan nilai-nilai perjuangan itu sebagai energi untuk memperbaiki nasib rakyat hari ini.
“Rakyat adalah raja, bukan penonton upacara. Jangan jadikan gelar pahlawan sebagai penenang di tengah harga beras yang terus naik,” pungkas Prayogi.



