beritax.id — Di tengah derasnya arus pragmatisme, nilai-nilai Pancasila semakin kehilangan peran utamanya sebagai pedoman hidup berbangsa. Banyak keputusan negara yang kini hanya berpijak pada kepentingan kekuasaan, bukan pada cita-cita luhur kemerdekaan.
Anggota Majelis Tinggi Partai X, Rinto Setiyawan, menegaskan bahwa negara harus kembali pada tujuan utamanya melindungi, melayani, dan mengatur rakyat. Menurutnya, tugas negara tidak boleh direduksi menjadi alat legitimasi bagi kelompok berkuasa.
“Negara bukan milik pejabat, bukan milik rezim. Negara adalah milik rakyat, dan rakyat adalah pemegang kedaulatan tertinggi,” tegas Rinto.
Pancasila Sebagai Sistem Operasi Bangsa
Rinto mengingatkan bahwa Pancasila bukan sekadar hiasan di dinding lembaga negara atau jargon seremonial tiap peringatan hari lahirnya. “Pancasila harus dihidupkan sebagai sistem operasi dalam setiap kebijakan publik,” katanya.
Menurut Prinsip Partai X, Pancasila adalah fondasi yang menyatukan tiga unsur negara wilayah, rakyat, dan pemerintah dalam satu kesatuan tujuan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.
Sila demi sila dalam Pancasila tidak boleh hanya dipahami secara simbolik. Ketuhanan harus menjadi etika pemerintahan, kemanusiaan menjadi dasar kebijakan, persatuan menjadi arah pembangunan, musyawarah menjadi metode pengambilan keputusan, dan keadilan menjadi hasil nyata yang dirasakan rakyat.
Masalah Utama: Negara Kehilangan Jiwa Ideologisnya
Krisis moral dan ketidakadilan sosial menunjukkan bahwa negara telah kehilangan ruh ideologisnya. Pemerintah sering memposisikan diri sebagai pemegang kekuasaan, bukan pelayan rakyat. Rinto menilai, hal ini adalah akibat dari terputusnya hubungan antara nilai Pancasila dengan praktik kenegaraan.
“Ketika kebijakan negara lahir tanpa kesadaran moral Pancasila, yang muncul hanyalah hukum tanpa keadilan, pembangunan tanpa pemerataan, dan kekuasaan tanpa batas,” ujarnya.
Prinsip Partai X: Negara untuk Rakyat, Bukan untuk Pejabat
Partai X menegaskan bahwa negara adalah entitas yang terdiri dari rakyat, wilayah, dan pemerintah yang berfungsi efektif, efisien, dan transparan. Pemerintah hanyalah sebagian kecil rakyat yang diberi kewenangan untuk bekerja bagi kepentingan seluruh bangsa. Dalam konteks ini, Partai X menegaskan pentingnya membedakan antara negara dan rezim. Negara adalah rumah besar rakyat. Sedangkan rezim hanyalah penghuni sementara yang wajib menjaga rumah itu, bukan merusaknya.
Solusi Partai X: Menghidupkan Kembali Pancasila dalam Aksi
Sebagai bagian dari 10 Poin Penyembuhan Bangsa, Partai X menawarkan langkah konkret:
- Musyawarah Kenegarawanan Nasional. Menghadirkan kaum intelektual, agama, TNI/Polri, dan budaya untuk menyatukan visi kebangsaan.
- Pemaknaan Ulang Pancasila. Menjadikan Pancasila pedoman operasional negara, bukan sekadar slogan kekuasaan.
- Pendidikan Moral dan Berbasis Pancasila. Diterapkan di sekolah, media nasional, dan ruang publik.
- Reformasi Birokrasi Digital. Agar kebijakan dan pelayanan publik transparan, efisien, dan bebas korupsi.
- Amandemen Kelima UUD 1945 Mengembalikan kedaulatan sepenuhnya ke tangan rakyat.
Rinto Setiyawan menutup pernyataannya dengan refleksi mendalam:
“Pancasila harus kembali menjadi nyawa bangsa, bukan sekadar teks suci yang dihafalkan pejabat. Selama nilai-nilai Pancasila hanya diucapkan, tapi tak dihidupkan, maka rakyat akan terus jadi korban sistem yang kehilangan arah.”



