beritax.id – Negara bisa diibaratkan sebagai sebuah bus besar yang membawa seluruh rakyat menuju tujuan bersama. Namun, sering kali bus ini kehilangan arah karena sopirnya tak memahami kemana bangsa harus menuju. Padahal, bus itu bukan milik sopir, melainkan milik seluruh rakyat penumpangnya. Sopir hanyalah pengemudi yang diberi mandat untuk membawa rakyat dengan aman, adil, dan selamat sampai tujuan. Partai X menilai, banyak pemimpin saat ini justru sibuk menata kursi di dalam bus, bukan memastikan arah perjalanan bangsa.
Anggota Majelis Tinggi Partai X Rinto Setiyawan menegaskan, tugas negara tidak berhenti pada menjalankan roda pemerintahan. “Tugas negara itu tiga loh, melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat,” tegas Rinto.
Ia menilai, banyak pejabat publik yang hanya fokus mengatur, tapi lupa melindungi dan melayani rakyatnya.“Kalau sopir sibuk menghitung tiket dan lupa arah jalan, bus bisa terguling,” katanya mengingatkan.
Rinto menekankan, arah tujuan bangsa harus ditetapkan berdasarkan kepentingan rakyat, bukan kepentingan individu. “Negara ini bukan kendaraan pribadi penguasa, tapi milik seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.
Kritik Partai X: Pemerintahan Kehilangan Kompas Moral
Partai X menyoroti arah kebijakan negara yang semakin jauh dari cita-cita pendiri bangsa. Kebijakan ekonomi, sosial, dan pemerintahan sering kali berpihak pada kelompok kuat, bukan rakyat. Rinto menyebut, bangsa ini seolah berjalan tanpa kompas moral.“Bus negara kita seperti kehilangan peta. Sopirnya lupa bertanya ke penumpang mau dibawa ke mana,” ujarnya.
Ia menilai kondisi ini berbahaya karena bisa membuat rakyat kehilangan kepercayaan terhadap institusi negara. Kedaulatan rakyat, katanya, tidak boleh diganti dengan kedaulatan kekuasaan.
Prinsip Partai X: Bus Negara Harus Berjalan dengan Arah yang Benar
Partai X menegaskan empat prinsip utama yang menjadi panduan arah bangsa yaitu Keadilan, Kemanusiaan, Kedaulatan, dan Gotong Royong.
- Keadilan memastikan setiap warga memperoleh hak tanpa pandang bulu.
- Kemanusiaan mengingatkan agar kebijakan berlandaskan empati dan kemaslahatan rakyat.
- Kedaulatan menegaskan rakyat sebagai pemilik kekuasaan tertinggi.
- Gotong royong menjadi cara bersama untuk menggerakkan bus negara menuju kesejahteraan bersama.
Rinto mengatakan, prinsip ini adalah kompas moral agar bus negara tidak tersesat di jalan kekuasaan. “Tanpa prinsip ini, negara akan berputar-putar tanpa tahu arah tujuannya,” tegasnya.
Solusi Partai X: Mengembalikan Arah ke Jalan Rakyat
Partai X menawarkan tiga solusi konkret untuk memastikan bus negara melaju ke arah yang benar:
- Perencanaan nasional berbasis partisipasi rakyat.
Setiap kebijakan harus disusun dengan mendengar suara warga di seluruh daerah. - Akuntabilitas kepemimpinan publik.
Pemimpin harus rutin mempertanggungjawabkan arah kebijakan dan hasilnya kepada rakyat, bukan hanya kepada partai politik. - Evaluasi kebijakan berbasis keadilan sosial.
Setiap program pemerintah harus diukur dari sejauh mana ia mengurangi ketimpangan dan penderitaan rakyat.
“Kalau bus negara berjalan tanpa mendengar suara penumpang, itu bukan demokrasi, tapi penyerobotan arah,” kata Rinto.
Penutup: Kembali ke Tujuan Bangsa, Bukan Tujuan Kekuasaan
Rinto menegaskan, bangsa ini harus kembali ke cita-cita kemerdekaan: mewujudkan kesejahteraan umum dan keadilan sosial. “Bus negara ini bukan untuk mengantar pejabat ke kursi kekuasaan, tapi membawa rakyat ke masa depan yang layak,” ujarnya.
Ia mengingatkan, pejabat hanyalah sopir sementara, sedangkan rakyatlah pemilik kendaraan bernama Indonesia.Partai X percaya, bangsa ini akan sampai pada tujuannya bila bus negara dikemudikan dengan hati, bukan ambisi. “Kalau sopirnya bijak, jalannya lurus, dan rakyatnya dilindungi, maka bus bangsa ini pasti tiba di tujuan,” tutup Rinto Setiyawan.



