beritax.id — Badan Gizi Nasional (BGN) akan menurunkan 5.000 juru masak profesional ke seluruh dapur Makan Bergizi Gratis (MBG). Para juru masak ini tergabung dalam Indonesian Chef Association (ICA) dan mulai diterjunkan ke lapangan mulai Senin, 13 Oktober 2025. Mereka akan melatih, mendampingi, dan mengajarkan praktik memasak yang higienis di 10.765 dapur MBG di Indonesia.
Kepala BGN Dadan Hindayana menyebut kolaborasi ini bagian dari upaya menjaga kualitas gizi dan keamanan pangan. ICA juga menyatakan dukungan penuh terhadap keberlanjutan program MBG yang dijalankan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Ketua ICA Susanto menegaskan, penghentian program MBG bukan solusi. Sebaliknya, ia mendorong sinergi dan pelatihan profesional agar cita rasa program ini benar-benar dirasakan masyarakat.
Partai X: Jangan Masak Data, Tapi Cita Rakyat!
Menanggapi program tersebut, Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute Prayogi R Saputra menegaskan bahwa kebijakan bergizi tidak boleh hanya menjadi pencitraan. “
Tugas negara itu tiga loh melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Kalau MBG hanya disajikan untuk memenuhi laporan, itu artinya negara sedang masak data, bukan cita rakyat,” ujar Prayogi di Jakarta.
Ia menilai, program MBG harus menjadi bentuk kehadiran negara yang sesungguhnya di dapur rakyat, bukan hanya di ruang rapat pejabat. Menurutnya, program pangan tidak boleh sekadar bergantung pada angka, tetapi pada rasa keadilan dan kejujuran. “Kalau rakyat makan dari angka, bukan dari hasil nyata, maka negara gagal menjalankan fungsi pelayanannya,” tambahnya tegas.
Prinsip Partai X: Keadilan Pangan Adalah Moral Negara
Partai X menegaskan bahwa pangan adalah hak dasar warga negara yang tak bisa dikelola seperti proyek birokrasi. Negara bukan sekadar pengatur distribusi gizi, melainkan penjaga martabat manusia. Dalam prinsip Partai X, negara yang sejati hidup dari rakyatnya, bukan dari kebijakan simbolik yang menumpuk laporan di meja kekuasaan.
Program MBG seharusnya mencerminkan pemerintahan yang melayani dengan nurani, bukan sekadar memenuhi target kekuasaan. Partai X percaya bahwa transformasi sosial hanya mungkin terjadi bila pemerintah menempatkan rakyat sebagai pusat dari setiap perumusan kebijakan, bukan sebagai objek pencapaian statistik.
Solusi Partai X: Dari Dapur ke Hati Rakyat
Partai X menawarkan langkah konkret untuk memastikan program MBG benar-benar menjadi jalan keadilan sosial: Pertama, pemerintah harus memastikan pemisahan tegas antara kepentingan negara dan kepentingan pemerintahan agar MBG tidak jadi alat kampanye. Kedua, reformasi digitalisasi data penerima manfaat agar distribusi gizi transparan dan tidak diselewengkan oleh birokrasi lokal.
Ketiga, pembangunan dapur MBG harus menjadi wadah pemberdayaan ekonomi lokal, melibatkan petani, nelayan, dan pelaku UMKM pangan di setiap daerah.
Selain itu, Partai X menyerukan agar Sekolah Negarawan dilibatkan dalam pengawasan moral dan pelatihan kader gizi daerah.
“Negara jangan hanya masak makanan, tapi juga masak keadilan. Karena cita rasa tertinggi dari bangsa yang besar adalah rasa kemanusiaan,” tutup Prayogi.