beritax.id – Sudah seribu hari berlalu sejak Tragedi Kanjuruhan mengguncang negeri ini dan menewaskan 135 jiwa. Salah satu penyintas, Bagas Satria, mengaku masih trauma dan enggan menginjakkan kaki di Stadion Kanjuruhan.
Bagas yang terjebak di Gate 13 malam itu nyaris kehilangan nyawa karena terinjak-injak dan gas air mata. Ia diselamatkan oleh sesama Aremania dan prajurit TNI, namun justru tidak mendapat perawatan layak di rumah sakit.
Cerita Bagas adalah potret luka kolektif yang belum disembuhkan oleh negara hingga hari ini. Renovasi stadion telah selesai, tapi keadilan belum hadir. Penegakan hukum tidak menyentuh akar, hanya berakhir pada kosmetika citra.
Anggota Majelis Tinggi Partai X Rinto Setiyawan menegaskan bahwa tugas negara bukan hanya membangun infrastruktur, tetapi memulihkan kepercayaan rakyat. “Rakyat kehilangan nyawa, tapi negara masih sibuk jaga wajah,” katanya.
Prinsip Partai X: Negara Harus Hadir, Bukan Hanya Hadir di Kamera
Partai X mengingatkan bahwa negara sejatinya memiliki tiga tugas utama. Negara wajib melindungi rakyat dari kekerasan, melayani kebutuhan dasar korban, dan mengatur sistem agar tragedi tidak berulang.
Tragedi Kanjuruhan membuktikan ketidakmampuan pemerintah dalam memprioritaskan keselamatan rakyat. Sistem keamanan rusak, manajemen krisis kacau, dan aparat justru jadi pelaku kekerasan.
Prinsip Partai X menolak pendekatan yang menjadikan rakyat hanya sebagai angka. Nyawa bukan statistik.
Solusi Partai X: Keadilan Restoratif dan Reformasi Layanan Darurat
Partai X menuntut negara segera menerapkan keadilan restoratif berbasis korban, bukan sekadar simbolik hukum semu. Keadilan harus menitikberatkan pada pemulihan korban, bukan pencitraan.
Sekolah Negarawan Partai X mengusulkan modul pelatihan manajemen kerusuhan bagi aparat keamanan dan pengelola stadion. Harus ada standar keselamatan publik berbasis HAM yang wajib ditaati semua institusi negara.
Rinto menekankan bahwa peringatan seribu hari ini bukan momen seremonial, tapi panggilan moral untuk perubahan sistemik.
Seruan Moral: Rakyat Tak Butuh Stadion Baru, Tapi Negara yang Tidak Membunuh
Partai X menyerukan agar negara berhenti berlindung di balik dinding stadion yang dicat ulang. Ingatan korban tak bisa dihapus dengan marmer dan lampu LED.
“Rakyat butuh jaminan nyawa mereka tak akan lagi dianggap murah,” tegas Rinto.
Sudah saatnya pemerintah berhenti bersolek dan mulai bertanggung jawab. Sebab stadion bisa direnovasi, tapi luka dan kehilangan tetap hidup di dada rakyat.