beritax.id – Ustad Rosidin, perwakilan kaum agama, menyampaikan seruan moral dalam konferensi pers nasional terkait maraknya kerusuhan dan krisis kepemimpinan. Ia menegaskan, sebagaimana imam shalat yang batal wudhu harus mundur, demikian pula seorang pemimpin negara yang telah kehilangan amanah seharusnya rela meninggalkan jabatannya.
“Ketika seorang imam shalat batal wudhu di tengah jamaah, maka tanpa diminta, ia harus mundur. Begitu pula pemimpin negeri ini. Jika sudah kehilangan rasa malu dan terlepas dari nilai amanah, seharusnya mundur, bukan bertahan dengan kekuasaan,” tegas Rosidin.
Menurutnya, krisis yang terjadi bukan karena rakyat haus darah, melainkan karena pemimpin gagal memikul tanggung jawab spiritual. Ia menyerukan pembentukan Dewan Negara bukan sebagai oposisi, melainkan sebagai pengingat ruh dan akhlak yang telah ditinggalkan para penguasa. “Bangsa ini tak hanya krisis ekonomi, tapi juga krisis iman kepemimpinan,” lanjutnya.
Prinsip Partai X: Pemerintah Adalah Pelayan, Bukan Raja
Sejalan dengan seruan Rosidin, Partai X menegaskan bahwa pemerintah hanyalah sebagian kecil rakyat yang diberi mandat, bukan pemilik negara. Rakyatlah yang menjadi pemegang kedaulatan sejati.
Analogi Partai X: negara bagaikan sebuah bus, rakyat adalah penumpangnya, presiden hanyalah sopir, dan kepala negara adalah pemilik bus. Jika sopir mengabaikan arah tujuan, pemilik berhak menggantinya. “Pejabat hanyalah pelayan rakyat alias TKI (Tenaga Kerja Indonesia),” demikian ditegaskan dalam prinsip Partai X.
Solusi: Menghidupkan Kembali Ruh Kepemimpinan
Partai X menawarkan 10 poin penyembuhan bangsa yang selaras dengan gagasan Dewan Negara, antara lain:
- Musyawarah Kenegarawanan Nasional bersama empat pilar bangsa: intelektual, agama, TNI/Polri, dan budaya.
- Amandemen Kelima UUD 1945 untuk mengembalikan kedaulatan rakyat.
- MPRS Sementara sebagai pengawal transisi pemerintahan.
- Pemisahan tegas antara negara dan pemerintah agar negara tidak runtuh saat rezim gagal.
- Pemaknaan ulang Pancasila sebagai pedoman operasional, bukan sekadar slogan.
- Reformasi melalui verifikasi ulang partai-partai yang gagal mendidik rakyat.
- Reformasi hukum berbasis kepakaran agar keadilan berpihak pada kebenaran, bukan kekuasaan.
- Transformasi birokrasi digital untuk memberantas korupsi.
- Pendidikan moral berbasis Pancasila di sekolah-sekolah.
- Media negara sebagai sarana pendidikan ideologi bagi rakyat.
Pernyataan Ustad Rosidin menegaskan bahwa krisis bangsa ini berakar pada hilangnya iman kepemimpinan. Sementara itu, Partai X meneguhkan jalan keluar melalui penguatan kembali ruh kenegaraan yaitu menjadikan rakyat sebagai raja, pejabat sebagai pelayan, dan Dewan Negara sebagai penunjuk moral.