beritax.id – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan tidak akan ada kurikulum baru pada tahun 2025. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikdasmen, Laksmi Dewi, menjelaskan hanya terjadi penyesuaian teknis.
Penyesuaian itu berkaitan dengan pembelajaran mendalam atau deep learning dan penambahan mata pelajaran pilihan. Mata pelajaran baru yang ditambahkan antara lain pengenalan coding dan kecerdasan artifisial untuk siswa SD hingga SMA.
Laksmi menegaskan sekolah tetap bisa memilih antara Kurikulum 2013 atau Kurikulum Merdeka.
Kritik atas Kebijakan yang Mandek
Anggota Majelis Tinggi Partai X, Prayogi R Saputra, menilai kebijakan stagnan ini menunjukkan krisis arah pendidikan. “Anak bangsa tak boleh terus dibebani sistem yang hanya berganti nama, bukan substansi,” ujar Prayogi.
Menurutnya, negara seharusnya mengatur, melindungi, dan melayani rakyat dalam merancang masa depan generasinya. Ia menyebut stagnasi kurikulum justru memperdalam ketimpangan mutu antar daerah dan antar jenjang pendidikan. Penambahan mata pelajaran digital dianggap sekadar tambal sulam tanpa perubahan paradigma belajar.
Partai X berpandangan bahwa pendidikan adalah pilar utama dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat. Dalam pandangan Partai X, sejahtera berarti terpenuhinya kebutuhan dasar, termasuk pendidikan yang berkualitas.
Negara seharusnya menjadi pelayan rakyat, bukan hanya regulator yang pasif terhadap perubahan zaman. Pemerintah wajib membuat kebijakan pendidikan yang efektif, efisien, dan transparan demi keadilan dan kemajuan. Negara tak cukup hanya memberikan kurikulum yaitu negara wajib memastikan implementasinya bermutu di seluruh wilayah.
Solusi Pendidikan dari Partai X
Partai X menawarkan reformasi pendidikan berbasis pada prinsip keadilan pengetahuan dan pemerataan kualitas belajar. Pendidikan harus mengembangkan nalar, etika, dan kearifan, bukan sekadar memenuhi indikator administratif atau pasar.
Pendidikan digital harus menjadi instrumen pembebasan, bukan alat komersialisasi atau kolonialisasi teknologi. Guru harus ditempatkan sebagai pusat transformasi, bukan sekadar pelaksana beban administrasi. Sistem pendidikan harus bersifat adaptif, integratif, dan membumi pada realitas lokal serta kebutuhan masa depan.
Kesimpulan: Jangan Biarkan Anak Bangsa Terjebak Sistem Mandul
Partai X menyerukan pembaruan menyeluruh terhadap sistem kurikulum nasional dengan landasan keadilan dan kemerdekaan belajar. Pendidikan tak boleh stagnan saat dunia terus bergerak cepat menghadapi tantangan teknologi dan perubahan sosial.
Negara harus hadir sebagai pendidik utama, bukan penonton sistem yang gagal mengangkat martabat rakyatnya. Anak bangsa berhak atas pendidikan yang membebaskan, bukan sistem yang membelenggu dengan nama-nama kurikulum baru.