beritax.id – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali tertekan akibat eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah. Dalam perdagangan, rupiah melemah 96 poin atau 0,58 persen ke level Rp16.492 per dolar AS. Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menyebut pasar terus merespons negatif ketegangan global. Konflik yang melibatkan AS dan Israel terhadap Iran dinilai memicu lonjakan harga minyak mentah dan berimbas pada tekanan kurs.
Krisis Global Dijadikan Dalih, Tapi Nasib Rakyat Tetap Dibiarkan
Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X-Institute, Prayogi R Saputra, menilai pelemahan rupiah yang kembali berulang menunjukkan lemahnya kemandirian ekonomi nasional. Pemerintah selalu menyalahkan situasi global, tapi tak pernah menyiapkan proteksi domestik yang konkret bagi rakyat.
“Dolar naik tiap konflik, tapi gaji rakyat stagnan. Ini bukan hanya soal geopolitik, tapi kegagalan sistemik,” ujar Prayogi.
Partai X menyoroti bahwa ketergantungan impor minyak membuat Indonesia sangat rentan setiap kali krisis global memanas. Sayangnya, pemerintah tak kunjung menyusun strategi energi nasional yang berdaulat dan adaptif terhadap situasi global.
Dalam prinsip Partai X, negara memiliki tiga tugas utama: melindungi rakyat dari guncangan ekonomi, melayani kebutuhan dasar mereka, serta mengatur ekonomi agar adil dan merata.
Ketika nilai tukar melemah, rakyat yang paling dulu merasakan dampaknya. Harga bahan pokok naik, ongkos transportasi melonjak, dan UMKM makin terjepit. Tapi pemerintah hanya mengumumkan pelemahan rupiah, tanpa strategi penyelamatan yang menyentuh dapur rakyat.
Solusi Partai X: Ekonomi Berdaulat, Daya Beli Kuat
Partai X menawarkan solusi berbasis prinsip kemandirian dan keadilan ekonomi:
- Bangun refinery nasional untuk kurangi impor BBM dan stabilkan subsidi energi.
- Wujudkan kebijakan fiskal protektif berbasis ekonomi kerakyatan, bukan pasar global.
- Dirikan Bank Energi Rakyat yang menyalurkan konversi energi terbarukan di desa-desa.
- Perkuat nilai tukar dengan diversifikasi cadangan devisa dan pendalaman pasar keuangan domestik.
Melalui Sekolah Negarawan, Partai X juga menyiapkan kader pemimpin yang paham strategi ekonomi berbasis rakyat. Bukan hanya reaktif saat krisis, tapi siap membawa Indonesia keluar dari ketergantungan jangka panjang.
Partai X menilai pemerintah terlalu pasrah terhadap pergerakan nilai tukar. Seolah dolar adalah entitas tak tergoyahkan, padahal kekuatan nasional ada pada kebijakan fiskal, keberanian reformasi, dan perlindungan terhadap rakyat kecil.
“Kalau tiap kali dolar naik rakyat menderita, lalu pemerintah kerja untuk siapa?” tutup Prayogi.