Rapor Semester 1 Prabowo-Gibran resmi dirilis oleh Kantor Staf Kepresidenan Bayangan (Shadow Executive Office) yang diinisiasi oleh Partai X. Dokumen bertajuk “Rapor Semester 1” tersebut menunjukkan angka capaian yang masih sangat awal, yakni sebesar 1,7% dari total target delapan misi Asta Cita.
Berdasarkan analisis data sentimen publik yang dihimpun melalui sistem Enygma Media Analyzer (EMA), performa pemerintahan pada periode 21 Oktober 2024 hingga 20 April 2025 ini dinilai belum menunjukkan kemajuan yang signifikan secara merata.
Analisis Sektor: Digitalisasi UMKM Unggul, HAM Terperosok
Dalam rapor semester 1 Prabowo Subianto ini, sektor ekonomi kreatif dan infrastruktur dasar menjadi titik terang. Misi Asta Cita ke-3 mencatatkan skor tertinggi sebesar 26 poin, didorong oleh keberhasilan digitalisasi lebih dari 20 juta UMKM serta pembangunan infrastruktur irigasi dan bendungan.
Sebaliknya, rapor merah terlihat jelas pada sektor penegakan hukum dan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM):
- Misi ke-7 (Reformasi Hukum & Birokrasi): Mencatatkan skor terendah sebesar -9. Hal ini dipicu oleh persepsi publik terhadap pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan minimnya edukasi anti-korupsi.
- Misi ke-1 (Ideologi & HAM): Memperoleh skor negatif -3, terutama disebabkan oleh laporan meningkatnya represi terhadap kebebasan berpendapat dan berserikat selama paruh pertama pemerintahan.
Proyeksi Lima Tahun: Kategori “Kurang”
Laporan tersebut juga menyajikan proyeksi linier berdasarkan laju kinerja saat ini. Jika tidak ada perubahan radikal dalam sistem pemerintahan, kinerja Prabowo-Gibran diprediksi hanya akan mencapai 26,9% pada akhir masa jabatan di bulan ke-60.
“Angka 26,9% berada dalam kategori ‘Kurang’. Artinya, selama lima tahun pertama, kinerja presiden dinilai belum memadai untuk mencapai target 100%. Jika tidak segera mengambil langkah yang tepat dan cepat,” tulis laporan tersebut.
Rekomendasi Strategi Kilat
Sebagai solusi atas rendahnya capaian dalam rapor semester 1 Prabowo Subianto, Partai X menawarkan tujuh strategi kilat. Hal ini untuk mengejar target Asta Cita, di antaranya:
- Reformasi birokrasi melalui Intelligent Operations Platform (IOP).
- Perampingan kementerian dan pembentukan Zaken Kabinet.
- Reformasi hukum melalui sistem kepakaran (Expert System).
- Kembali ke UUD 1945 asli dengan amandemen terbatas.
Partai X menegaskan bahwa penilaian ini merupakan bentuk tanggung jawab rakyat sebagai pemilik kedaulatan. Di mana tugasnya untuk mengawasi “pelayan rakyat” dalam menjalankan mandat pembangunan nasional.



