beritax.id — Dalam sistem demokrasi, rakyat bukan hanya peserta dalam pemilu, tetapi pemilik sah negara. Sayangnya, dalam praktik bernegara saat ini, rakyat kerap diposisikan sekadar sebagai penonton yang menanggung beban kebijakan. Kekuasaan dijalankan seolah milik segelintir penguasa, bukan mandat dari rakyat. Anggota Majelis Tinggi Partai X, Rinto Setiyawan, menegaskan bahwa tugas negara sejatinya hanya tiga yaitu melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Ketika ketiga fungsi ini dijalankan dengan benar, kedaulatan rakyat akan kembali menjadi napas utama bangsa.
Negara Bukan Rezim, Pemerintah Bukan Penguasa
Rinto menilai, banyak pejabat yang lupa bahwa mereka hanyalah pelayan rakyat, bukan penguasa. Pemerintah adalah bagian kecil dari rakyat yang diberi kewenangan untuk bekerja, bukan memerintah sewenang-wenang.
“Negara tidak boleh dikuasai oleh pemerintah. Negara adalah entitas rakyat, sedangkan pemerintah hanyalah pengelola mandat,” tegasnya.
Dalam konteks inilah, Partai X menilai bahwa praktik kekuasaan yang berorientasi pada kepentingan individu telah merusak makna sejati demokrasi. Negara yang seharusnya bekerja dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, kini justru berubah menjadi dari pejabat, oleh pejabat, untuk pejabat.
Prinsip Partai X: Kedaulatan Harus Dikembalikan
Dalam dokumen prinsip Partai X, dijelaskan bahwa negara terdiri dari tiga unsur: wilayah, rakyat, dan pemerintah. Pemerintah bukanlah negara, melainkan bagian kecil dari rakyat yang diberi amanah. Rakyat adalah pemilik sah kedaulatan. Mereka adalah raja, sementara pejabat hanyalah Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja untuk rakyat.
Karena itu, setiap kebijakan publik harus berpihak kepada rakyat, bukan hanya memperkaya kelompok tertentu. Negara harus hadir bukan sebagai alat rezim, melainkan sebagai pelindung dan pengatur kesejahteraan rakyat.
Krisis Kepercayaan dan Kerusakan Sistem
Fenomena krisis kepercayaan publik terhadap lembaga negara bukanlah hal baru. Ketika hukum tumpul ke atas namun tajam ke bawah, ketika bantuan sosial dipolitisasi, dan ketika birokrasi menjadi alat kekuasaan, rakyat kehilangan kepercayaannya terhadap negara. Kerusakan sistemik ini menunjukkan adanya malfungsi dalam tata kelola pemerintahan. Negara gagal membedakan antara kekuasaan dan tanggung jawab. Rinto menegaskan, “Kalau negara dijalankan tanpa akal sehat, maka rakyat akan terus menjadi korban. Rakyat membayar mahal untuk sistem yang rusak.”
Solusi Partai X: Mengembalikan Negara kepada Rakyat
Partai X menawarkan langkah penyembuhan bangsa yang salah satunya adalah pemisahan tegas antara negara dan pemerintah. Negara tidak boleh bergantung pada rezim, karena ketika pemerintah gagal, negara tetap harus berdiri. Selain itu, Partai X mendorong reformasi hukum berbasis kepakaran, birokrasi digital yang transparan, serta pendidikan dan moral berbasis Pancasila agar generasi muda memahami perannya sebagai pemilik kedaulatan. Langkah lainnya adalah verifikasi ulang partai, untuk menyaring yang benar-benar layak menjadi alat perjuangan rakyat, bukan alat ambisi segelintir individu.
Penutup: Rakyat Harus Kembali Berdaulat
Kedaulatan rakyat tidak boleh berhenti pada slogan. Ia harus hidup dalam kebijakan, birokrasi, dan sistem kenegaraan. Rinto Setiyawan menegaskan, “Negara ini bukan milik segelintir orang. Negara adalah milik rakyat seluruhnya. Sudah saatnya rakyat mengambil kembali perannya sebagai pemilik sah negara.”
Rakyat tidak boleh hanya menjadi penonton dalam panggung kekuasaan, tetapi harus menjadi sutradara dalam menentukan arah masa depan bangsa.



