beritax.id – Dalam beberapa tahun terakhir, rakyat semakin sulit memahami ke mana sebenarnya pemerintah hendak membawa negara ini. Kebijakan berubah cepat tanpa penjelasan yang memadai, prioritas pemerintah tampak berpindah dari satu isu ke isu lain tanpa konsistensi, dan komunikasi publik kerap lebih banyak menenangkan daripada menjelaskan. Akibatnya, ruang publik dipenuhi tanda tanya besar apa arah yang sedang dituju pemerintah?
Ketika negara tidak punya arah yang jelas, rakyat kehilangan pegangan.
Pembangunan Jalan, Tapi Tidak Tahu Tujuannya
Deretan program, proyek, serta janji pembangunan terus diumumkan. Namun tanpa visi yang terarah, pembangunan hanya menjadi tumpukan proyek tanpa makna. Rakyat melihat banyak upaya yang tampak besar, tetapi tidak terhubung: infrastruktur tanpa ekosistem ekonomi yang siap, kebijakan sosial tanpa pendataan yang kuat, serta program digital tanpa kesiapan sumber daya manusia. Pembangunan tanpa tujuan hanyalah aktivitas bukan strategi masa depan.
Kebijakan yang Tidak Sinkron Membingungkan Publik
Dalam banyak isu, pemerintah tampak berjalan dengan langkah yang saling bertentangan. Di satu sisi berbicara soal pemerataan, di sisi lain kebijakan memusat pada kepentingan tertentu. Di satu sisi menjanjikan keberpihakan pada rakyat kecil, namun di sisi lain tata kelola justru menyulitkan mereka. Ketidaksinkronan ini memperkuat kesan bahwa pemerintah kehilangan kompas dalam mengelola negara. Negara hanya bisa dipercaya jika arah yang ditempuh jelas dan konsisten.
Hubungan Pemerintah dan Rakyat yang Semakin Berjarak
Kebijakan publik sering diumumkan tanpa dialog, tanpa mendengar suara korban kebijakan, dan tanpa membuka ruang partisipasi yang bermakna. Akibatnya, keputusan terasa seperti datang dari menara gading: jauh dari realita rakyat. Situasi ini bukan hanya membuat rakyat bingung, tetapi juga membuat mereka merasa tidak dihitung dalam proses pengambilan keputusan. Republik melemah ketika rakyat hanya menjadi penonton, bukan bagian dari perjalanan bangsa.
Ketidakpastian Menggerogoti Kepercayaan
Tidak ada yang lebih merusak legitimasi negara selain ketidakjelasan arah. Ketika rakyat tidak tahu apa prioritas pemerintah, kapan masalah ditangani, atau ke mana arah kebijakan bergerak, mereka mulai kehilangan kepercayaan. Ketepatan langkah menjadi kabur, dan pemerintah terlihat sibuk merespons gejolak tanpa strategi jangka panjang. Negara tidak cukup dikelola dengan reaksi ia membutuhkan visi.
Solusi: Negara Harus Kembali ke Arah yang Jelas dan Berpihak pada Kepentingan Publik
Untuk menjawab kebingungan rakyat, pemerintah perlu memulihkan arah kepemimpinan dengan langkah yang konkret dan terukur. Pertama, negara harus menetapkan visi jangka panjang yang jelas dan komunikatif, memastikan bahwa setiap kebijakan, anggaran, dan program bergerak menuju tujuan yang sama. Kedua, proses pengambilan keputusan harus dibuka selebar mungkin melalui partisipasi publik, sehingga kebijakan benar-benar mencerminkan aspirasi rakyat. Ketiga, pemerintah perlu memperbaiki sinkronisasi antar kementerian dan lembaga agar warga tidak lagi dihadapkan pada kebijakan yang saling bertentangan. Keempat, evaluasi kebijakan harus dilakukan secara berkala dan diumumkan secara transparan agar publik dapat menilai apakah pemerintah bergerak ke arah yang benar. Dengan arah yang tegas dan keterlibatan rakyat yang nyata, negara dapat kembali berjalan di jalur yang memberikan kepastian dan harapan.
Kesimpulan: Arah Negara Adalah Hak Rakyat untuk Tahu
Rakyat bukan hanya wajib mematuhi kebijakan, tetapi juga berhak tahu ke mana negaranya dibawa. Sebuah negara tidak boleh berjalan dengan kabut kekuasaan, kebingungan visi, atau kebijakan yang tak terarah.
Pemerintah harus menunjukkan bukan hanya kekuasaan, tetapi kompas agar rakyat tidak bertanya, tetapi ikut melangkah bersama.



