beritax.id – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, tiba di Ankara dalam rangka kunjungan kenegaraan. Dalam agenda tersebut, Prabowo dijadwalkan menyampaikan pidato di depan Parlemen Turki dan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Pidato Presiden Prabowo akan berlangsung siang hari waktu setempat, di hadapan anggota parlemen dan para undangan. Usai menyampaikan pidato, Prabowo akan bertemu langsung dengan Presiden Erdogan dalam pertemuan empat mata. Pertemuan itu akan dilanjutkan dengan rapat bilateral antardelegasi serta penandatanganan nota kesepahaman kerja sama.
Partai X: Diplomasi Jangan Lupa Domestik
Menanggapi kunjungan tersebut, Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X-Institute, Prayogi R Saputra, menyatakan bahwa diplomasi ekonomi adalah kewajiban. Namun menurutnya, prioritas utama seorang kepala negara tetap berada di dalam negeri.
“Negosiasi dagang boleh berjalan, tapi rakyat tidak hidup dari MoU. Rakyat hidup dari harga yang terjangkau,” tegas Prayogi.
Ia menyebut, harga pangan di berbagai wilayah Indonesia mengalami lonjakan. Dari beras hingga cabai, dari minyak goreng sampai telur, semua naik tanpa kontrol yang jelas dari pemerintah. “Di dapur rakyat, tidak ada Erdogan. Yang ada cuma tagihan belanja yang makin berat,” ujarnya.
Menurut Partai X, kebijakan luar negeri yang kuat harus didahului stabilitas domestik. Ketahanan pangan dan harga kebutuhan pokok harus menjadi fondasi utama sebelum membangun kesepakatan internasional.
“Presiden bisa pidato di mana saja, tapi jangan lupakan realitas rakyat yang makin sesak di dalam negeri,” ujar Prayogi.
Partai X menegaskan bahwa tugas negara adalah tiga: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Pemerintah harus menjaga keseimbangan antara diplomasi luar dan kepastian hidup rakyat dalam negeri.
Partai X menegaskan sikapnya yang kritis, objektif, dan solutif. Diplomasi yang sehat harus tetap mempertimbangkan kepentingan rakyat kecil. Sebab, ketika pemimpin bicara kerja sama global, rakyat bicara kebutuhan harian.
“MoU tak bisa dimakan. Yang dibutuhkan rakyat adalah tindakan nyata yang membuat harga-harga tidak lagi meroket,” tutup Prayogi.