beritax.id – Di berbagai negara berkembang, kekuatan negara sering disalahartikan sebagai kemampuan pejabat memainkan trik kekuasaan, mengatur opini publik, atau memanfaatkan kelemahan sistem. Padahal, dalam konsepsi kenegaraan yang sehat, negara justru kuat apabila rakyat memahami haknya, sadar posisinya sebagai pemilik kedaulatan, dan mampu mengawasi jalannya pemerintahan.
Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute, Prayogi R. Saputra, kembali mengingatkan bahwa tugas negara bukanlah mempertahankan trik pejabat, melainkan melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Ketiga tugas ini hanya dapat berjalan jika rakyat memahami hak mereka dan pejabat menyadari bahwa kekuasaan bukanlah kepemilikan, tetapi amanah.
Ketidaktahuan Rakyat, Celah bagi Pejabat Menjalankan “Trik Kekuasaan”
Dalam dokumen resmi Partai X, dijelaskan bahwa pemerintah hanyalah sebagian kecil rakyat yang diberi kewenangan untuk mengatur negara secara efektif, efisien, dan transparan demi kesejahteraan rakyat . Namun, ketika rakyat tidak mengetahui hak-haknya, pejabat dengan mudah memposisikan diri sebagai pemilik negara, bukan pelayan rakyat.
Inilah realitas yang kerap terjadi:
- Kebijakan dibuat tanpa konsultasi publik, karena rakyat dianggap tidak memahami substansi.
- Kritik terhadap pemerintah dituduh sebagai tindakan melawan negara, padahal negara berbeda dengan pemerintah.
- Pelayanan publik sering dijadikan alat kekuasaan, bukan mandat konstitusi.
- Pejabat “mengetahui trik” untuk mempertahankan jabatan, tetapi rakyat tidak diberi pengetahuan untuk menuntut haknya.
Situasi ini membuat negara tampak kuat dari luar, namun rapuh di dalam. Karena negara yang kuat bukan ditopang oleh pejabat yang lihai, melainkan oleh rakyat yang sadar hak dan tanggung jawabnya.
Analogi bus yang digunakan Partai X menggambarkan situasi ini dengan sangat jelas:
- Negara = bus
- Kepala negara = pemilik bus
- Pemerintah = sopir
- Rakyat = penumpang
Dalam sistem yang ideal, sopir tidak boleh membawa bus ke arah yang tidak diinginkan pemilik bus. Jika sopir terlalu lihai memainkan trik, dan rakyat tidak memahami haknya sebagai pemilik, maka bus bisa dibawa ke arah yang salah tanpa perlawanan.
Gejala Negara Lemah: Trik Pejabat Mengalahkan Hak Rakyat
Partai X menyoroti beberapa tanda bahwa negara mulai melemah akibat ketimpangan antara pengetahuan pejabat dan rakyat:
- Regulasi dibuat berdasarkan kepentingan kekuasaan, bukan kebutuhan rakyat.
- Penegakan hukum tidak konsisten, membuka ruang negosiasi bagi yang “tahu trik”.
- Pelayanan publik tidak merata, menandakan mandat negara tidak dilaksanakan secara utuh.
- Pendidikan minim, menyebabkan rakyat tidak memahami hubungan antara negara, pemerintah, dan kedaulatan.
- Pancasila dijadikan slogan, bukan alat kerja dalam menjalankan pelayanan negara.
Rakyat yang tidak memahami haknya membuat pejabat semakin nyaman bermain di ruang abu-abu kekuasaan.
Solusi Partai X: Negara Kuat dengan Rakyat Berdaya
Untuk memulihkan keseimbangan antara hak rakyat dan otoritas pejabat, Partai X menawarkan 10 langkah penyembuhan bangsa yang berakar pada penguatan kedaulatan rakyat:
- Musyawarah Kenegarawanan Nasional: ruang bagi empat pilar bangsa untuk merumuskan desain negara yang menempatkan rakyat sebagai pusat kedaulatan.
- Draft Amandemen Kelima UUD 1945 untuk mengembalikan kedaulatan rakyat secara konstitusional.
- Pembentukan MPRS Sementara untuk mengawal masa transisi perubahan negara.
- Pemisahan tegas antara negara dan pemerintah, agar negara tetap kokoh meskipun pemerintah berubah atau gagal.
- Pancasila sebagai pedoman operasional, bukan slogan atau alat propaganda.
- Verifikasi ulang dan pembubaran partai yang gagal menjalankan fungsi pendidikan rakyat.
- Reformasi hukum berbasis kepakaran, bukan berdasarkan kekuatan mayoritas atau uang.
- Transformasi birokrasi digital untuk menghilangkan ruang negosiasi yang selama ini menjadi “trik” dalam pelayanan.
- Pendidikan moral dan berbasis Pancasila agar rakyat memahami hak, kewajiban, dan tanggung jawabnya.
- Pemanfaatan media negara sebagai pusat edukasi, memastikan rakyat tercerahkan sepanjang waktu.
Langkah-langkah ini menempatkan rakyat kembali pada posisi strategis sebagai pemilik negara, bukan sekadar penonton.
Penutup: Negara Baru Bisa Kuat Jika Rakyat Melek Kedaulatan
Negara tidak akan pernah kuat jika pejabat hanya mengandalkan trik untuk mempertahankan kekuasaan. Negara hanya akan kuat jika rakyat memahami haknya, sadar bahwa merekalah pemilik kedaulatan, dan berani memastikan pemerintah menjalankan tugasnya: melindungi, melayani, dan mengatur rakyat secara adil dan transparan.
Partai X menegaskan bahwa negara yang sehat adalah negara yang dikendalikan oleh rakyat, bukan oleh pejabat yang lihai memainkan celah kekuasaan.



