beritax.id – Sebuah mobil polisi jenis van diserang massa aksi di depan Gerbang DPR RI. Mobil tersebut diduga membawa sejumlah pelajar SMK yang ditahan saat mencoba bergabung dalam aksi. Massa aksi yang melihat keberadaan siswa di dalam mobil langsung melempari botol air ke arah kendaraan. Situasi memanas hingga mobil polisi menjadi sasaran.
Menurut keterangan seorang pelajar asal Tangerang, rombongan siswa sempat dilarang masuk ke area unjuk rasa. Massa aksi kemudian memutuskan menjemput pelajar yang tertahan, namun muncul dugaan mereka sudah diamankan polisi. Dugaan itu menyulut kemarahan massa hingga berujung penyerangan van polisi. Hingga kini jumlah pelajar yang diamankan belum dikonfirmasi pihak berwenang.
Partai X: Hukum Jangan Pilih Kasih
Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X-Institute Prayogi R Saputra menyoroti ketidakadilan hukum dalam peristiwa ini. Menurutnya, pelajar justru diperlakukan bak tahanan, sedangkan pejabat terjerat kasus masih bebas berkeliaran. Negara, tegas Prayogi, seharusnya melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat dengan keadilan, bukan diskriminasi.
Partai X menegaskan negara sejatinya milik rakyat, bukan alat kekuasaan segelintir pejabat. Pemerintah hanya pelaksana mandat, bukan penguasa atas rakyat. Karena itu, hukum tidak boleh tajam terhadap rakyat kecil, tetapi tumpul terhadap pejabat. Pelajar yang menyuarakan aspirasi jangan diperlakukan lebih buruk dibanding pejabat korup.
Solusi Partai X: Reformasi Hukum dan Perlindungan Rakyat
Partai X menawarkan solusi konkret. Pertama, reformasi aparat penegak hukum agar tidak represif terhadap pelajar atau rakyat kecil. Kedua, pisahkan secara jelas negara dan pemerintah supaya hukum tidak tunduk pada kepentingan individu. Ketiga, wujudkan sistem hukum berbasis kepakaran yang memberi efek jera pada pejabat korup. Keempat, ciptakan mekanisme perlindungan warga sipil yang berani bersuara, termasuk pelajar. Dengan begitu, aspirasi rakyat tidak lagi dipadamkan, sementara pejabat nakal tidak lagi kebal hukum.