beritax.id – Lebaran 2025 tinggal sepekan lagi, namun suasana jelang Idulfitri kali ini terasa berbeda. Sejumlah data ekonomi mencerminkan kondisi yang kurang menggembirakan. Impor barang konsumsi yang menurun, deflasi tahunan yang muncul setelah 25 tahun. Hingga fenomena pusat perbelanjaan yang sepi menunjukkan bahwa daya beli masyarakat sedang menghadapi tekanan berat.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa impor barang konsumsi pada Februari 2025 hanya mencapai US$ 1,47 miliar, turun 10,61% dibandingkan Januari 2025. Dibandingkan Februari 2024, angka ini bahkan turun hingga 21,05%. Selain itu, Indonesia mengalami deflasi tahunan sebesar 0,09%, fenomena yang terakhir kali terjadi pada Maret 2000.
Partai X Ingatkan Risiko Utang dalam Menghadapi Krisis
Menanggapi situasi ini, Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X-Institute, Prayogi R Saputra, mengingatkan agar pemerintah tidak hanya mengandalkan pinjaman sebagai solusi menghadapi tekanan daya beli masyarakat.
“Kondisi daya beli masyarakat memang mengkhawatirkan. Namun jangan sampai solusi yang ditempuh hanya berfokus pada utang sebagai jalan pintas,” ujar Prayogi.
Prayogi menyoroti bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab besar untuk melindungi, melayani, dan mengatur rakyat sesuai dengan prinsip dasar pemerintahan yang ideal. Menurutnya, jika kebijakan berbasis utang terus-menerus dijalankan tanpa strategi penguatan sektor riil, maka masyarakat kelas bawah yang akan merasakan dampak paling besar.
Prinsip Ekonomi yang Harus Diutamakan
Partai X menegaskan bahwa pemerintah harus memastikan kebijakan fiskal yang berpihak kepada masyarakat kecil. Prayogi mengingatkan bahwa prinsip keadilan ekonomi harus dijaga agar kelompok berpenghasilan rendah tidak menjadi korban atas kebijakan yang hanya menguntungkan kalangan elite.
“Pemerintah harus memperkuat program pemberdayaan ekonomi berbasis lokal, menciptakan lapangan kerja yang layak, serta memastikan bantuan sosial tepat sasaran. Ini langkah konkret yang harus segera dilakukan,” tambah Prayogi.
Partai X mendorong pemerintah untuk mempercepat stimulus ekonomi bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yangi berperan menjaga stabilitas ekonomi. Selain itu, optimalisasi subsidi bahan pokok dan energi juga harus diperluas agar masyarakat tidak terbebani selama perayaan Lebaran.
“Momentum Lebaran harus menjadi peluang untuk membangkitkan kembali sektor ekonomi rakyat. Jangan sampai rakyat berjuang sendiri tanpa arah yang jelas dari pemerintah,” tegas Prayogi.
Partai X menegaskan komitmennya untuk terus mengawal kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan masyarakat luas.
Sesuai prinsip partai, Partai X menegaskan bahwa kebijakan ekonomi harus kritis, objektif, dan solutif agar daya beli masyarakat tetap stabil tanpa harus mengandalkan utang berlebihan.