By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Tuesday, 1 July 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Seputar Pajak
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Seputar Pajak
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
Font ResizerAa
Berita XBerita X
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Berita X > Blog > Pemerintah > Krisis Budaya akibat Kesalahan Struktur Ketatanegaraan
Pemerintah

Krisis Budaya akibat Kesalahan Struktur Ketatanegaraan

Diajeng Maharani
Last updated: June 24, 2025 8:38 am
By Diajeng Maharani
Share
4 Min Read
SHARE

Oleh: Rinto Setiyawan, Wakil Direktur Sekolah Negarawan X Institute

beritax.id – Indonesia bukan hanya sedang mengalami krisis ekonomi atau sosial, tetapi juga krisis budaya yang akut. Bencana budaya ini bukan semata-mata soal ekspansi budaya asing atau minimnya minat generasi muda terhadap tradisi. Masalah utamanya lebih dalam dan sistemik: struktur ketatanegaraan kita cacat, dan kegagalan ini memicu bencana identitas budaya yang menggerus fondasi kebangsaan kita.

Contents
Kebudayaan Tidak Lagi Diperlakukan sebagai Sistem KehidupanStruktur Ketatanegaraan yang Tidak Menempatkan Budaya sebagai PilarSolusinya: Rekonstruksi Ketatanegaraan Berbasis BudayaPenutup: Budaya adalah Napas Bangsa

Kebudayaan Tidak Lagi Diperlakukan sebagai Sistem Kehidupan

Dalam struktur kenegaraan yang ideal, budaya bukan hanya ornamen, melainkan roh konstitusi dan dasar pijakan bagi arah pembangunan nasional. Sayangnya, sejak amandemen UUD 1945 yang menjadikan negara terlalu teknokratis dan birokratis, kebudayaan tidak lagi dijadikan ruh kebijakan, melainkan sekadar sub-sub dari kementerian.

Lihat saja: dimana posisi kebudayaan dalam perencanaan pembangunan nasional? Adakah kearifan lokal yang menjadi pijakan undang-undang? Ataukah semuanya hanya copy-paste dari model-model negara maju yang tidak cocok dengan karakter bangsa ini?

Dominasi Budaya Asing adalah Akibat, Bukan Sebab

Hari ini kita menyalahkan media sosial, Korea Selatan, dan budaya barat atas lunturnya karakter anak-anak bangsa. Namun siapa yang memberi ruang itu? Negara lah yang gagal menciptakan infrastruktur budaya yang kokoh dan menyeluruh. Negara tidak melindungi sistem nilai lokal, tidak membentuk ruang-ruang ekspresi budaya tradisional, bahkan tidak mendanai secara layak pelestarian warisan budaya di luar event-event seremoni.

Ketika negara abai, pasar mengambil alih. Dan pasar tidak peduli budaya, yang penting rating dan profit.

Generasi Baru Tanpa Akarnya

Kini lahirlah generasi baru yang lebih tahu cara menari TikTok daripada memahami filosofi tari Gambyong. Generasi yang bangga mengenakan hoodie Supreme, tetapi tak paham makna simbolik batik tulis dari daerahnya. Ini bukan salah anak muda, tetapi salah sistem. Karena negara gagal menjadi penjaga nilai dan pengarah jati diri.

You Might Also Like

Pemda Diminta Hindari Kegiatan Seremonial, Partai X: Jangan Hanya Disuruh Irit, Tapi Harus Diaudit!
Pertalite Solar Tembus 20%, Partai X: Rakyat Disuruh Irit, Negara Boros Subsidi Tanpa Arah!
45 Ton Pasir Timah Digagalkan, Partai X: Bagus, Tapi Kapan Tangkap Pemodalnya
Kaesang & Isyana Berebut PSI? Partai X: Kongres atau Karnaval Selebriti Elit?

Struktur Ketatanegaraan yang Tidak Menempatkan Budaya sebagai Pilar

Kesalahan besar ketatanegaraan kita hari ini adalah menghilangkan peran kebudayaan dari tubuh utama negara. Padahal, para pendiri bangsa seperti Soekarno, Ki Hajar Dewantara, bahkan Sutan Takdir Alisjahbana telah memperjuangkan agar kebudayaan adalah tulang punggung politik nasional.

Tapi sekarang? Perumus kebijakan hanya bicara anggaran dan pertumbuhan ekonomi. Tidak ada satu pun kementerian yang bisa memastikan generasi Indonesia tahun 2045 akan tetap mengenal dirinya sebagai bangsa Nusantara.

Solusinya: Rekonstruksi Ketatanegaraan Berbasis Budaya

Indonesia harus kembali pada prinsip dasar: “Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal jati dirinya.” Maka, solusi atas krisis budaya ini bukan sekadar festival atau lomba kebaya—tetapi rekonstruksi total struktur kenegaraan. Kita butuh:

  • Majelis Kebudayaan Nasional yang memiliki hak mengoreksi arah kebijakan negara jika menyimpang dari nilai luhur bangsa.
  • Konstitusi Budaya yang melindungi kearifan lokal dan menjadikannya sumber hukum alternatif.
  • Pendidikan berbasis budaya lokal yang wajib di semua jenjang sekolah dan kampus.
  • Reorientasi pembangunan: bukan hanya mengejar infrastruktur fisik, tetapi membangun infrastruktur kebudayaan.

Penutup: Budaya adalah Napas Bangsa

Tanpa budaya, Indonesia bukan lagi Indonesia. Negara bisa kaya, jalan bisa lebar, gedung bisa tinggi, tapi bangsa bisa kosong jiwanya. Jika struktur negara terus menyingkirkan budaya dari peran strategisnya, maka kita sedang menuju kehancuran yang lebih senyap namun fatal: punahnya jati diri bangsa.

Dan jangan salah: krisis budaya adalah awal dari segala krisis lainnya.
Bangsa yang kehilangan identitas, akan mudah dijajah kembali, tanpa senjata, tanpa perang, tanpa perlawanan.

TAGGED:Berita Trending
Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article Cak Nun, bukan hanya penyair spiritual, tapi juga seorang filsuf bangsa yang telah mewariskan “tegangan tinggi” pemikiran ketatanegaraan. Konstitusi Langit: Saat Gagasan Ketatanegaraan Cak Nun Butuh Penerima yang Siap!
Next Article Cak Nun, Sang Peretas Kebodohan dan Kemunafikan Bangsa

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

Pemerintah

Danantara, Proyek Besar Tanpa Kontrol? Partai X Pertanyakan Transparansi

February 24, 2025
Ekonomi

Bank Emas Prabowo: Solusi Ekonomi atau Kontroversi Baru?

February 24, 2025
Berita Terkini

“Indonesia Gelap” dianggap Reaksi Kaget Rakyat Soal Kebijakan, Partai X: Prabowo Harus Dengarkan Aspirasi!

February 24, 2025
Ekonomi

Heboh Seruan Tarik Dana dari Bank Karena Danantara, Partai X Soroti Transparansi

February 24, 2025

You May also Like

Pemerintah

Hasto Ngaku Tak Punya Ponsel ke KPK? Partai X: Drama atau Jurus Kabur?

March 18, 2025
Pemerintah

Demokrasi di Indonesia Gagal Wujudkan Keadilan

May 27, 2025
Pemerintah

Korupsi Pusat Data? Partai X: Jangan Sampai Data Rakyat Hilang, Duitnya Juga!

March 27, 2025
Pemerintah

RUU PPRT Dibilang Solusi, Partai X Ingatkan Jangan Sekadar Simbol Tanpa Keadilan Nyata!

May 8, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Hot
  • Politics
  • Renewable Energy
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.