beritax.id — Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, menyampaikan bahwa Koperasi Desa Merah Putih dapat dikembangkan sesuai potensi desa masing-masing. Hal ini disampaikan dalam kegiatan penyerahan akta pendirian Koperasi Desa Merah Putih di Kabupaten Serang, Banten.
Yandri menyebut koperasi diperbolehkan menjalankan usaha apapun yang menghasilkan uang, selama tidak melanggar aturan. Pemerintah juga menjanjikan fasilitas pinjaman dengan bunga rendah dan subsidi. Namun, janji tersebut masih bergantung pada kesiapan koperasi dan efektivitas implementasinya.
Partai X: Jangan Jual Potensi, Tapi Biarkan Rakyat Tanpa Modal
Menanggapi pernyataan tersebut, Partai X mengingatkan bahwa potensi desa bukanlah slogan, tetapi tanggung jawab. Anggota Majelis Tinggi Partai X, Prayogi R Saputra, menyebut koperasi hanya akan hidup jika pemerintah hadir memberi akses modal yang konkret dan cepat.
“Kalau potensi terus dijual, tapi modal rakyat masih mandek, artinya pemerintah hanya menjual mimpi,” tegas Prayogi. Ia menilai pembentukan koperasi tidak boleh hanya menjadi upacara pencitraan, sementara rakyat tetap terjerat rentenir karena akses pinjaman tak pernah benar-benar sampai.
Menurut prinsip Partai X, tugas pemerintah bukan hanya mendorong pembentukan koperasi, tetapi juga memastikan ekosistemnya hidup.
Pemerintah wajib melindungi, melayani, dan mengatur rakyat, bukan menyerahkan semua urusan ke desa tanpa fasilitas dan pengawasan yang memadai.
“Modal rendah bukan sekadar bunga ringan, tapi soal kemudahan akses, pendampingan, dan pengawasan. Tanpa itu, koperasi akan mati muda,” ungkap Prayogi.
Solusi Partai X: Sekolah Negarawan dan Ekonomi Gotong Royong Desa
Sebagai solusi konkret, Partai X menawarkan skema “Ekonomi Gotong Royong Desa” berbasis pada partisipasi warga dan pengawasan publik. Melalui program Sekolah Negarawan, X-Institute akan mendidik pemimpin desa agar tak hanya menjadi pengurus, tetapi pelindung ekonomi warganya.
“Kami ingin kepala desa jadi negarawan lokal, bukan operator bantuan. Mereka harus belajar dari rakyat dan bertindak untuk rakyat,” kata Prayogi. Pendekatan ini diyakini dapat memperkuat koperasi sebagai tulang punggung ekonomi rakyat, bukan sekadar label program.
Penutup: Koperasi Tak Butuh Slogan, Tapi Sistem yang Jujur
Partai X mengingatkan pemerintah agar tidak menjadikan koperasi sebagai proyek simbolik. “Kalau ingin memberantas kemiskinan, jangan beri janji, berikan sistem yang jujur,” tutup Prayogi.
Koperasi adalah alat rakyat bangkit. Namun jika dibiarkan tanpa pendampingan, ia akan kembali menjadi alat untuk menumpuk kekecewaan. Partai X akan terus mengawal agar potensi desa benar-benar menjadi jalan rakyat menuju kemakmuran, bukan sekadar narasi pejabat di panggung kekuasaan.