beritax.id – Ketua DPRD Jawa Tengah Sumanto menyatakan dukungannya terhadap peran kelompok kesenian tradisional Barisan Hokya. Ia menilai kelompok ini tidak hanya menjaga budaya lokal, tetapi juga mendongkrak ekonomi masyarakat.
Menurut Sumanto, kesenian tradisional telah menjadi sumber pendapatan bagi pelaku seni di Wonosobo. Ia menegaskan, pentas rutin yang digelar ikut menggerakkan ekonomi lokal. Banyak pelaku UMKM yang ikut berjualan saat pentas berlangsung.
“Pentas seni ini berdampak langsung ke ekonomi warga. Ini bukti budaya bisa menjadi kekuatan ekonomi,” ujarnya.
Sumanto juga mendorong agar pemerintah di semua tingkatan bekerja sama melestarikan budaya tradisional. Menurutnya, budaya lokal adalah identitas bangsa yang tidak boleh tergerus globalisasi.
Apresiasi Tinggi Kesenian Tapi Nasib Seniman Masih Terpinggirkan
Partai X menyambut baik pengakuan DPRD Jateng terhadap nilai strategis kesenian. Namun, mereka menyoroti kondisi seniman yang masih hidup dalam ketidakpastian. Mereka yang menjadi motor penggerak budaya justru kerap terpinggirkan dari perhatian kebijakan.
Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X-Institute, Prayogi R Saputra menegaskan bahwa keberpihakan negara belum maksimal. “Tugas negara itu tiga loh: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat,” ujarnya.
Ia menyebut banyak seniman yang tidak mendapat jaminan kesejahteraan, apalagi akses terhadap perlindungan sosial. Mereka hanya dibutuhkan saat festival, namun dilupakan setelah lampu panggung padam.
Partai X mengkritik keras bila kesenian hanya dijadikan alat pencitraan elit. “Jangan hanya bicara ekonomi kreatif, tapi pelakunya masih jualan di pinggir jalan,” lanjut Prayogi.
Menurut Partai X, kebijakan kebudayaan harus menjamin keberlangsungan hidup seniman. Ini selaras dengan prinsip keadilan sosial, pemberdayaan komunitas, dan penguatan ekonomi rakyat.
Partai X menyerukan adanya skema insentif dan perlindungan sosial bagi pelaku seni. Pemerintah daerah dan pusat diminta membangun ekosistem budaya yang berkeadilan.
“Kami mendukung kesenian sebagai lokomotif ekonomi. Tapi lokomotif itu harus menarik semua gerbong, bukan hanya penumpang elit,” tutupnya.