By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Thursday, 2 October 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Seputar Pajak
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Seputar Pajak
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
Font ResizerAa
Berita XBerita X
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Berita X > Blog > Seputar Pajak > Ironi Menkeu Purbaya: Anti Utang untuk Pemuda, Pro Utang untuk Negara
Seputar Pajak

Ironi Menkeu Purbaya: Anti Utang untuk Pemuda, Pro Utang untuk Negara

Diajeng Maharani
Last updated: September 24, 2025 4:20 pm
By Diajeng Maharani
Share
5 Min Read
SHARE

Oleh: Rinto Setiyawan
Ketua Umum Ikatan Wajib Pajak Indonesia
Anggota Majelis Tinggi Partai X
Wakil Direktur Sekolah Negarawan X Institute

beritax.id – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang menuai sorotan publik. Ia menasihati generasi muda agar jangan hidup dengan berutang. Pesan ini, sekilas, terdengar bijak dan penuh tanggung jawab moral. Namun di saat yang sama, pemerintah di bawah kepemimpinannya tetap membuka ruang bagi negara untuk menambah utang, meskipun dengan alasan “tidak signifikan” dan “fleksibel”. Kontradiksi ini melahirkan sebuah ironi: negara melarang warganya hidup dari utang, tapi justru menggantungkan keberlangsungan fiskalnya pada utang.

Beban Utang Negara = Beban Generasi Muda

Sering kali kita mendengar pernyataan pejabat bahwa utang negara “masih aman” karena rasio terhadap PDB dianggap terkendali. Namun, kenyataan di lapangan jauh lebih kompleks. Utang tidak pernah hilang begitu saja, ia diwariskan antar generasi. Setiap rupiah utang hari ini adalah beban masa depan. Yang menanggung ujungnya adalah generasi muda melalui pajak yang lebih tinggi, harga barang yang terdorong naik, hingga keterbatasan anggaran negara untuk pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.

Artinya, ketika negara menambah utang, anak muda sebenarnya sedang “dipaksa ikut berutang”, meski secara pribadi mereka dilarang melakukan hal yang sama. Paradoks ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah pesan moral Menkeu Purbaya sungguh-sungguh untuk mendidik generasi, atau sekadar retorika yang tidak selaras dengan praktik kebijakan?

Strategi Pertumbuhan yang Spekulatif

Purbaya optimistis utang bisa dikelola dengan strategi akselerasi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan penerimaan pajak. Namun, strategi ini sarat risiko. Pertumbuhan ekonomi tidak bisa diprediksi secara mutlak, apalagi di tengah gejolak global dan domestik. Cicilan bunga dan pokok utang, sebaliknya, bersifat pasti dan wajib dibayar. Jika target pertumbuhan meleset, beban fiskal tetap harus ditanggung. Pada akhirnya, rakyat khususnya generasi muda, yang akan merasakan dampaknya dalam bentuk kenaikan pajak baru, pengurangan subsidi, atau terbatasnya peluang kerja.

You Might Also Like

Usaha Gadai Wajib Urus Izin 2026, Partai X Sindir: Pemerintah Izin Gadai Masa Depan Rakyat Sejak Lama
DJP Bisa Salah, Wajib Pajak Bisa Menang, Partai X: Tekankan Keadilan untuk Rakyat
Prabowo Bicara Diplomasi Garuda, Partai X: Lindungi Rakyat Dulu, Baru Bicara Kehormatan Negara!
PCO Sebut Reshuffle Mungkin Terjadi, Partai X: Kalau Objektif, Kenapa Banyak yang Tak Kompeten Dipertahankan?

Cak Nun: Negara Amatiran, Anak Muda yang Bayar

Kritik moral terhadap paradoks ini sebenarnya sudah lama disuarakan. Cak Nun pernah menegaskan: “Anak muda jangan berutang, karena negara ini dikelola amatiran. Akibatnya nanti anak-anak muda yang disuruh bayar.” Ucapan ini kini terasa relevan. Generasi muda yang tidak ikut duduk di kursi kabinet, tidak ikut menandatangani surat utang, justru dipaksa menanggung beban keputusan yang mereka tidak pernah buat.

Pesan ini membuka dimensi etis dari persoalan fiskal. Bukan hanya soal hitung-hitungan APBN, tetapi soal keadilan antar generasi. Apakah adil melarang anak muda berutang demi kebaikan pribadi mereka, sementara negara justru meninggalkan warisan utang yang harus mereka bayar sepanjang hidup?

Paradoks Moral dan Teladan Kepemimpinan

Negara seharusnya mendidik dengan teladan. Jika anak muda diminta hidup tanpa utang, maka negara juga harus menunjukkan disiplin fiskal dengan mengurangi ketergantungan pada utang luar negeri maupun dalam negeri. Jika tidak, maka pesan moral itu kehilangan legitimasi dan bisa dianggap hanya sebagai ironi pahit.

Lebih jauh, paradoks ini bisa merusak kepercayaan publik. Bagaimana anak muda bisa percaya pada pesan moral pejabat, jika mereka melihat dengan mata kepala sendiri bahwa negara justru melanggar prinsip yang disampaikan?

Anak Muda Jadi Korban Utama

Pada akhirnya, implikasi dari kebijakan fiskal seperti ini tidak bisa dihindari. Negara yang terus berutang, meski katanya “kecil dan fleksibel”, tetap akan membebani generasi muda. Mereka yang diharapkan menjadi tulang punggung masa depan bangsa justru harus memulai hidup dengan warisan utang negara.

Inilah yang membuat pernyataan Menkeu Purbaya terasa ironis. Anti utang untuk pemuda, tapi pro utang untuk negara. Nasihat yang seharusnya melindungi generasi muda, justru berbalik menjadi paradoks yang bisa menjerat mereka dalam beban yang tidak mereka pilih.

Dan jika ironi ini dibiarkan berlanjut, bukan tidak mungkin ucapan Cak Nun menjadi kenyataan negara yang dikelola amatiran akan mewariskan utang, bukan kesejahteraan, kepada anak-anak muda Indonesia.

TAGGED:Berita Trending
Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article DPR RI resmi mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 menjadi undang-undang. APBN 2026 Sahkan MBG Rp335 T, Partai X: Awasi Jangan Jadi Bancakan!
Next Article Lembaga Administrasi Negara (LAN) menyusun model percontohan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih melalui forum LAN Susun Kopdes Merah Putih, Partai X: Pastikan Untungkan Desa, Bukan Oligarki!

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

Pemerintah

Komisi XI Bahas RUU P2SK, Partai X: RUU Banyak, Rakyat Masih Tertinggal!

October 1, 2025
Pemerintah

Danantara, Proyek Besar Tanpa Kontrol? Partai X Pertanyakan Transparansi

February 24, 2025
Ekonomi

Bank Emas Prabowo: Solusi Ekonomi atau Kontroversi Baru?

February 24, 2025
Berita Terkini

“Indonesia Gelap” dianggap Reaksi Kaget Rakyat Soal Kebijakan, Partai X: Prabowo Harus Dengarkan Aspirasi!

February 24, 2025

You May also Like

Keputusan itu diambil setelah wali murid mengadukan dugaan pungutan liar (pungli) yang dilakukan SM, seperti penarikan uang sampul rapor
Sosial

Pungli Rp15 Ribu, Kepsek Dicopot, Partai X Desak Keadilan Tanpa Pandang Jabatan

July 29, 2025
Ekonomi

Sri Mulyani Waspadai Ekonomi Global, Partai X: Transisi Energi Tak Akan Jalan Kalau Rakyat Tak Mampu Bayar Listrik!

May 14, 2025
Pemerintah

Menkum Audit LMK dan LMKN Terkait Transparansi Royalti Musik, Partai X: Tapi Gimana Transparansi untuk Rakyat yang Terus Tertekan?

August 20, 2025
Cak Nun menegaskan bahwa negara yang gagal melindungi nyawa, martabat, dan harta warganya, sejatinya telah kehilangan legitimasi moralnya.
Pemerintah

Cak Nun: Negara Gagal Ayomi Rakyat Adalah Negara yang Batal Secara Moral

July 23, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Hot
  • Politics
  • Renewable Energy
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.