beritax.id — Generasi Z kini hidup di tengah masa yang serba cepat namun penuh ketidakpastian. Mereka mewarisi sistem negara yang pincang dan penuh distorsi keadilan sosial. Beban masa depan bangsa kini berada di pundak generasi yang belum sempat menikmati hasil pembangunan yang adil.
Anggota Majelis Tinggi Partai X, Rinto Setiyawan, menegaskan bahwa rusaknya sistem kenegaraan telah membuat generasi muda membayar harga yang sangat mahal. “Generasi Z tumbuh dalam sistem yang tak lagi melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat dengan benar,” ujarnya.
Sistem yang Rusak, Masa Depan yang Terlambat
Rinto menjelaskan bahwa akar persoalan bangsa bukan pada rakyat, tetapi pada sistem yang gagal menjalankan fungsinya secara benar. “Negara seharusnya menjadi pelindung rakyat, bukan pelayan kekuasaan,” katanya.
Menurutnya, ketika birokrasi, hukum, dan pemerintahan kehilangan arah moral, generasi muda menjadi korban paling nyata.
Generasi Z kini menghadapi beban sosial, ekonomi, dan mental yang kompleks. Pendidikan mahal, lapangan kerja sempit, dan ketidakpastian hukum membuat mereka kehilangan kepercayaan pada negara. “Negara gagal memberikan jaminan masa depan yang layak,” tegas Rinto.
Krisis Kepercayaan dan Hilangnya Akal Sehat Kolektif
Krisis yang melanda bangsa bukan hanya ekonomi atau pemerintahan, tapi juga moral dan akal sehat kolektif. Rinto menyebut bahwa sistem pemerintahan yang rusak membuat rakyat hidup tanpa arah moral kebangsaan. “Nilai kebenaran menjadi relatif, pejabat kehilangan rasa malu, dan rakyat kehilangan harapan,” katanya.
Ia menilai bahwa Generasi Z berpotensi menjadi generasi paling kecewa bila negara terus dibiarkan berjalan tanpa kompas moral. “Mereka melihat korupsi dianggap biasa, kebohongan dipoles sebagai strategi, dan keadilan hanya milik segelintir orang,” ujar Rinto.
Tiga Tugas Negara yang Terlupakan
Dalam konteks ini, Rinto kembali menegaskan prinsip dasar kenegaraan yang kini banyak diabaikan. “Tugas negara itu tiga loh melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat,” ujarnya menegaskan.
Namun, ketiganya kini justru dibalik arah. Negara sering lebih sibuk melindungi kekuasaan, melayani kepentingan pejabat, dan mengatur rakyat dengan beban regulasi. “Kalau arah ini tidak dikembalikan, kita sedang menghukum generasi penerus dengan sistem yang cacat,” tambahnya.
Prinsip Partai X: Negara untuk Rakyat, Bukan Rezim untuk Kekuasaan
Dalam prinsip dasarnya, Partai X menegaskan bahwa negara harus berpihak pada rakyat, bukan pada struktur kekuasaan yang menindas. Negara adalah alat untuk menyejahterakan, bukan sarana memperkaya pejabat. Pemerintah hanyalah pelaksana mandat rakyat, bukan penguasa atas rakyat.
Rinto menjelaskan, Partai X mengusung paradigma yang menempatkan moral dan akal sehat di atas kepentingan elektoral. “Partai X ingin mengembalikan fungsi negara sebagai rumah bersama, bukan alat kepentingan kelompok,” katanya.
Solusi Partai X: Membangun Sistem Sehat untuk Generasi Masa Depan
Untuk menyembuhkan luka sistemik yang diwariskan pada Generasi Z, Partai X menawarkan langkah nyata dan terukur:
- Reformasi konstitusional berbasis kedaulatan rakyat.
 Mengembalikan sistem ketatanegaraan agar rakyat kembali menjadi pusat pengambilan keputusan negara.
- Pendidikan Kewarganegaraan Etis dan Berpikir Kritis.
 Membangun generasi muda yang paham hak dan tanggung jawabnya dalam kehidupan berbangsa.
- Birokrasi digital yang transparan dan akuntabel.
 Menjadikan teknologi sebagai sarana pemberantasan korupsi, bukan alat manipulasi kekuasaan.
- Reformasi ekonomi yang berkeadilan.
 Menghapus sistem ekonomi rente dan menggantinya dengan ekonomi produktif berbasis rakyat.
- Gerakan moral nasional untuk akal sehat publik.
 Menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila dalam kebijakan nyata, bukan sekadar seremonial.
Rinto menutup pesannya dengan ajakan kepada generasi muda untuk tidak apatis terhadap politik. “Jangan biarkan sistem rusak menjadi takdir. Bangsa ini butuh keberanian untuk memulihkan arah,” tegasnya.
Menurutnya, perubahan sejati hanya bisa terjadi bila rakyat sadar bahwa negara harus dikembalikan kepada pemilik sejatinya rakyat itu sendiri. “Generasi Z adalah harapan terakhir untuk membawa bangsa ini pulang ke jalan kedaulatan,” pungkas Rinto
 
  
 
 
 
 
  
 

 
  
  
 