beritax.id – Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Demokrat, Sabam Sinaga, menyampaikan komitmennya menjadikan budaya sebagai sumber ekonomi baru. Dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Sabam menyebut kebudayaan harus digerakkan menjadi kekuatan ekonomi yang menguntungkan rakyat.
Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X-Institute, Prayogi R. Saputra, menyambut baik perhatian pada budaya. Tapi ia mengingatkan agar jangan hanya festival, tapi nasib rakyat tetap miskin.
Menurutnya, pemerintah harus sadar bahwa tugas pemerintah ada tiga: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Dalam hal kebudayaan, itu artinya bukan hanya pementasan, tetapi pemberdayaan konkret.
Prayogi menegaskan bahwa budaya tidak boleh hanya jadi agenda turisme atau tontonan. Tapi harus menjadi kekuatan transformasi ekonomi rakyat secara menyeluruh, terutama di wilayah tertinggal dan terpinggirkan.
Prinsip Partai X: Budaya Harus Jadi Sarana Pembebasan, Bukan Sekadar Atraksi
Partai X berpandangan bahwa pembangunan budaya harus berdiri di atas prinsip keadilan sosial dan keberdayaan lokal. Integrasi budaya dan pariwisata harus dibarengi perlindungan pekerja budaya, ekonomi kreatif warga lokal, dan pelibatan komunitas sebagai subjek utama.
“Kita sudah terlalu lama melihat event besar budaya dihelat, tapi penduduk di sekitar lokasi hanya jadi penonton atau buruh,” kata Prayogi.
Solusi Partai X: Ekonomi Budaya Harus Berbasis Komunitas, Bukan Korporasi
Partai X mengusulkan agar anggaran budaya diarahkan untuk memperkuat lembaga komunitas, pusat belajar tradisi, dan UMKM lokal. Festival budaya harus melibatkan desa-desa adat dan memperkuat rantai nilai ekonomi lokal. Produk lokal harus dilibatkan dalam semua event dan belanja kementerian.
Prinsip budaya yang dibawa dalam Sekolah Negarawan juga menjadi panduan untuk menyusun kebijakan yang memuliakan identitas bangsa sambil memberdayakan rakyat.
Partai X mengingatkan agar pembangunan museum jangan hanya proyek batu dan semen. Museum harus menjadi pusat pendidikan publik, ruang demokrasi budaya, dan pusat riset lokal.
“Kalau mau bangun museum, jangan hanya buat bangunan megah. Rakyat perlu manfaat langsung dari isinya,” pungkas Prayogi.