beritax.id – Badan Kepegawaian Negara (BKN) mencatat 1.967 calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2024 mengundurkan diri. Angka ini cukup mengejutkan, mengingat sebelumnya PNS dianggap sebagai pekerjaan yang sangat diidamkan oleh banyak orang, terutama generasi muda. Penyebab utama pengunduran diri ini adalah gaji yang dianggap kecil serta penempatan yang jauh dari rumah.
Kepala BKN, Zudan Arif Fakrulloh, menjelaskan bahwa mundurnya CPNS 2024 ini tidak terlepas dari adanya skema optimalisasi yang dilakukan pemerintah. CPNS yang awalnya tidak lolos di pilihan pertama mereka, akhirnya diterima di daerah lain karena kurangnya pendaftar pada formasi tersebut. Hal ini menambah daftar alasan mengapa banyak generasi muda akhirnya tidak betah dan memilih mengundurkan diri.
Pemerintah Harus Bertanggung Jawab
Prayogi R Saputra, Anggota Majelis Tinggi Partai X dan Direktur X-Institute, mengingatkan bahwa pemerintah memiliki tiga tugas utama: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Ketika ada fenomena seperti pengunduran diri massal ini, berarti ada masalah dalam cara pemerintah menjalankan tugas-tugas tersebut. Seharusnya, pemerintah bisa memberikan kompensasi yang layak, penempatan yang tepat, dan mendukung kebutuhan hidup yang lebih baik bagi CPNS.
“Satu hal yang penting, pemerintah harus memastikan bahwa pekerja, termasuk CPNS, merasa dihargai dan diperhatikan. Jika mereka merasa tidak kompeten dalam hal gaji dan fasilitas, bagaimana mereka bisa fokus melayani rakyat?” ujar Prayogi R Saputra.
Generasi Muda Lebih Mengutamakan Fleksibilitas
Fenomena pengunduran diri massal ini, menurut ekonom dari Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS), Shofie az Zahra, mencerminkan perubahan persepsi di kalangan generasi muda mengenai dunia kerja. Dulu, menjadi PNS identik dengan stabilitas, jaminan pensiun, dan status sosial. Namun, kini banyak anak muda yang lebih mengutamakan fleksibilitas kerja, peluang berkembang, serta kompensasi yang sebanding dengan beban kerja.
Penempatan di daerah terpencil dengan fasilitas yang tidak memadai dan gaji awal yang dianggap rendah dibandingkan dengan sektor swasta atau startup digital menjadi alasan utama ketidaktertarikan ini. Fenomena ini seharusnya bisa dilihat sebagai peluang untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, di mana generasi muda mendorong perubahan dan peningkatan kualitas dalam setiap sektor.
Partai X tetap berpegang pada prinsip untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui pembenahan sistem. Pemerintah harus memberikan perhatian serius pada kebutuhan generasi muda, serta mengubah persepsi tentang PNS yang tidak hanya sekadar pekerjaan stabil, tetapi pekerjaan yang bisa memberikan kenyamanan, fasilitas memadai, serta gaji yang bersaing.
Prayogi R Saputra menambahkan, “Kami dari Partai X ingin mendorong agar ada perbaikan dalam sistem manajemen CPNS. Hal tersebut berfokus pada keadilan, keberlanjutan, dan kesejahteraan para pegawai negeri.”
Dengan melakukan evaluasi terhadap kebijakan pengangkatan CPNS dan memperhatikan kebutuhan serta harapan generasi muda. Negara dapat menciptakan kondisi yang lebih baik dan menyeluruh dalam dunia pelayanan publik.