By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Friday, 18 July 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Seputar Pajak
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Seputar Pajak
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
Font ResizerAa
Berita XBerita X
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Berita X > Blog > Pemerintah > Cak Nun: Kalau Indonesia Mau Selamat, Presidennya Harus Mau “Sinau Bareng”, Bukan Sok Paling Tahu!
Pemerintah

Cak Nun: Kalau Indonesia Mau Selamat, Presidennya Harus Mau “Sinau Bareng”, Bukan Sok Paling Tahu!

Diajeng Maharani
Last updated: July 14, 2025 8:20 am
By Diajeng Maharani
Share
5 Min Read
SHARE

Oleh: Rinto Setiyawan
Ketua Umum Ikatan Wajib Pajak Indonesia
Anggota Majelis Tinggi Partai X
Wakil Direktur Sekolah Negarawan X Institute

beritax.id – Budayawan sekaligus pemikir bangsa, Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun, seringkali melontarkan refleksi tajam tentang kondisi kepemimpinan Indonesia. Dalam salah satu forum diskusi kebangsaan, Cak Nun menegaskan bahwa salah satu kunci keselamatan bangsa adalah kerendahan hati pemimpin untuk sinau bareng (belajar bersama), bukan merasa diri paling tahu dan selalu benar.

Contents
Hukum yang MembingungkanSolusi: Revolusi Damai Ketatanegaraan

“Agar Indonesia selamat, kita harus sinau bareng. Jangan merasa paling tahu. Ini semua orang merasa paling tahu dan tidak pernah merasa salah, entah itu presidennya, menterinya. Apa pernah ada menteri yang merasa salah? Apa pernah ada presiden yang merasa salah? Tidak pernah. Apa pernah ada kiai yang merasa salah?” tegas Cak Nun.

Menurut Cak Nun, sifat merasa paling benar ini menjadi pangkal kerusakan sistemik di semua lini pemerintahan. Sejak lama, rakyat disuguhi parade keangkuhan para pejabat yang jarang, atau bahkan tidak pernah, mau mengakui kesalahan. Dalam dunia politik dan birokrasi, mengaku salah dianggap sebagai kelemahan, padahal justru itulah tanda kebesaran jiwa.

Ia juga menyinggung fenomena “mengajar” yang salah kaprah di masyarakat. Banyak orang berlomba-lomba merasa sebagai guru, merasa paling tahu, padahal hidupnya belum penuh dengan pengalaman yang nyata.

“Saya mengadakan belajar bersama karena saya tahu kalau saya tidak tahu. Makanya saya mengajak untuk belajar bersama-sama. Jadi saya ke sini itu belajar, mencari ilmu itu wajib bagi muslim maupun muslimah. Wajib bagi siapa? Ya bagi murid, dong. Berarti tidak ada yang namanya mengajar itu wajib, tidak ada. Yang ada itu belajar,” ujar Cak Nun.

Fenomena da’i cilik, mahasiswa yang sudah berani menasihati orang lain padahal belum mandiri, serta masyarakat yang mudah menyalahkan, menunjukkan bahwa bangsa ini kekurangan kesadaran akan pentingnya belajar dan mengakui keterbatasan diri.

You Might Also Like

Perluasan Ekspor 2026 Dikebut, Partai X: Pasar Global Dikejar, Dompet Rakyat Kosong Tak Dipedulikan!
Pendidikan Politik Anak Muda Indonesia, Partai X: Tanggung Jawab Negara yang Terabaikan
Khofifah Pamer Keunggulan Jatim, Partai X: Yang Dipamerkan Laju Ekonomi, Tapi Angka Kemiskinan Masih Mandek!
RUU Perampasan Aset Menunggu KUHAP, Partai X: Kalau Serius Berantas Korupsi, Kenapa Selalu Ditunda?

Hukum yang Membingungkan

Cak Nun juga menyinggung carut-marut hukum yang membingungkan rakyat. Banyak rakyat yang terpaksa menyuap demi mendapatkan izin, namun akhirnya ditangkap dengan tuduhan penyuapan. Padahal, menurut Cak Nun, masalah utamanya adalah pemerasan oleh aparat atau pejabat.

“Sebenarnya yang lebih berdosa itu yang menyuap atau yang memeras? Memeras, ya. Tapi hukum pemerasannya malah tidak ada, yang ada penyuapan,” katanya.

Kritik ini menunjukkan betapa dalam kerusakan logika hukum dan administrasi di Indonesia. Rakyat didorong untuk “memaklumi” ketidakadilan, sementara pemerintah terus mengokohkan narasi seolah merekalah dermawan yang “membantu” rakyat lewat bansos, beras murah, makan gratis, dan lainnya. Padahal, seharusnya pemerintah menyadari posisinya sebagai buruh rakyat, yang digaji dan diberi amanah oleh rakyat.

Cak Nun menekankan, jika mental sok tahu ini tidak segera diubah, maka bangsa ini akan terus berputar dalam lingkaran krisis. Tidak cukup hanya slogan “reformasi”, “demokrasi”, atau “pemulihan ekonomi” tanpa keberanian untuk membongkar akar kesalahan.

Solusi: Revolusi Damai Ketatanegaraan

Sebagai jawaban, Cak Nun menawarkan gagasan revolusi damai ketatanegaraan, reformasi menyeluruh terhadap struktur negara, bukan sekadar ganti pemimpin atau tambal sulam peraturan. Revolusi damai ini menuntut perubahan cara berpikir: dari mental penguasa mutlak menjadi pelayan sejati rakyat, dari merasa tahu segalanya menjadi rendah hati untuk belajar bersama.

Indonesia harus kembali pada kedaulatan rakyat sepenuhnya, bukan pada kepentingan partai, kelompok, atau elite tertentu. Pembentukan Dewan Negara sebagai forum musyawarah nasionalis sejati, yang jernih dari kepentingan politik, bisa menjadi langkah awal untuk merumuskan ulang konstitusi dan struktur negara.

“Kalau kita ingin selamat, harus mulai dengan sinau bareng, bukan sok tahu. Negara yang besar lahir dari kerendahan hati dan keberanian mengakui salah,” pesan Cak Nun yang menggema.

Kini, di tengah kondisi sosial, ekonomi, dan hukum yang kian rapuh, ajakan Cak Nun ini seharusnya menjadi panggilan nurani bagi semua pemimpin dan rakyat yang merindukan Indonesia benar-benar Merdeka, bukan hanya di atas kertas, tetapi dalam jiwa dan kenyataan.

TAGGED:Berita Trending
Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article Cak Nun: Indonesia Negara Besar, Butuh Pemimpin Berjiwa Besar!
Next Article Pajak Tumbuh, Negara Tangguh: Refleksi Pemikiran Cak Nun tentang Pajak sebagai Sodaqoh

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

Namun, di balik apresiasi teknokratis tersebut, publik masih sulit mengakses dokumen-dokumen penting seperti draf kebijakan
Pemerintah

Draf Sulit Diakses, Partai X: Apa Gunanya DPR Digital kalau Transparansi Masih Eror?

July 18, 2025
Pemerintah

Danantara, Proyek Besar Tanpa Kontrol? Partai X Pertanyakan Transparansi

February 24, 2025
Ekonomi

Bank Emas Prabowo: Solusi Ekonomi atau Kontroversi Baru?

February 24, 2025
Berita Terkini

“Indonesia Gelap” dianggap Reaksi Kaget Rakyat Soal Kebijakan, Partai X: Prabowo Harus Dengarkan Aspirasi!

February 24, 2025

You May also Like

Ekonomi

Menu MBG Cuma Bahan Mentah, Partai X: Jangan Cuma Kenyang Konten, Tapi Kosong Gizi!

June 20, 2025
Seputar Pajak

Narasi PPN 5–15 Persen: Ilusi Fiskal yang Meninabobokan Rakyat

July 2, 2025
Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi menyatakan bahwa kerja sama ini bertujuan mempercepat pengoperasian Kopdes Merah Putih.
Ekonomi

Kopdes Merah Putih Digodok, Partai X: Jangan Sampai Rakyat Diberi Bendera, Tapi Tak Diberi Modal!

July 11, 2025
Kriminal

Guru Tewas di Tangan OPM, Partai X Desak Langkah Tegas Tanpa Kompromi!

March 25, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Hot
  • Politics
  • Renewable Energy
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.