beritax.id – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengajak ratusan mahasiswa Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado memperkuat semangat nasionalisme dan menjaga toleransi dalam keberagaman masyarakat Sulawesi Utara.
Kepala BNPT Komisaris Jenderal Polisi Eddy Hartono menyampaikan bahwa seluruh pihak. Termasuk mahasiswa, harus menjaga Sulawesi Utara tetap menjadi provinsi yang menjunjung tinggi toleransi, terutama di Kota Manado yang dikenal inklusif.
Komjen Eddy menyebut kegiatan “Kampus Kebangsaan” sebagai bagian dari tridarma perguruan tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian. Ia berharap pendekatan ini menciptakan sumber daya unggul dan tangguh menghadapi paham intoleran.
Dekan FISIP Unsrat, Ferry Daud Liando, menegaskan bahwa kampus adalah benteng pertahanan utama dalam membangun kesadaran kritis. Adapun terhadap ancaman ideologi destruktif, khususnya radikalisme dan terorisme.
BNPT Ajak Semangat Nasionalisme Tanggapan Partai X
Anggota Majelis Tinggi Partai X, Prayogi R Saputra, menanggapi seruan BNPT dengan menyatakan bahwa nasionalisme sejati tidak cukup hanya diajarkan lewat seminar atau simbol. Ia menegaskan bahwa “Nasionalisme tak butuh seragam, tapi butuh keadilan dan masa depan.”
Menurutnya, generasi muda akan lebih mencintai bangsanya jika mereka diperlakukan adil, memiliki akses pekerjaan, pendidikan, dan dihargai pendapatnya dalam proses pembangunan.
Partai X menegaskan kembali prinsip negara yang sehat: pemerintah adalah pelayan rakyat, bukan penguasa. Tugas utamanya ada tiga: melindungi rakyat dari kekerasan dan ideologi destruktif, melayani kebutuhan dasar rakyat, dan mengatur kehidupan bernegara dengan adil.
Prinsip ini mengingatkan bahwa pemuda tidak bisa disuruh mencintai bangsa bila pemerintah sendiri abai terhadap keadilan sosial dan ekonomi.
Solusi Partai X: Nasionalisme Diperkuat Lewat Pendidikan dan Akses Ekonomi
Partai X menawarkan pendekatan solutif. Pertama, pendidikan nasionalisme tak bisa lepas dari pembaruan sistem pendidikan kebangsaan. Maka, Sekolah Negarawan didirikan untuk menanamkan nilai Pancasila, berpikir kritis, dan integritas sejak dini.
Kedua, pemerintah harus menyediakan peluang kerja dan ruang kreativitas agar mahasiswa tak hanya menjadi objek program, tapi pelaku pembangunan.
Ketiga, setiap lembaga negara harus memastikan pemuda tidak didorong mencintai bangsa lewat ketakutan. Tapi lewat partisipasi dan kepercayaan terhadap keadilan negara.
X-Institute sebagai pelaksana Sekolah Negarawan mendidik generasi muda melalui kurikulum kepemimpinan, Pancasila, dan pemikiran negarawan. Tujuannya bukan sekadar mencetak birokrat, tapi memunculkan pemimpin yang mampu menyatukan bangsa melalui keadilan sosial dan kesetaraan ekonomi.
Penutup: Nasionalisme Adalah Hasil dari Negara yang Adil
Partai X menegaskan bahwa nasionalisme tak lahir dari indoktrinasi satu arah. Ia tumbuh dari kepercayaan rakyat bahwa negaranya berpihak, hadir, dan memerdekakan kehidupan mereka secara nyata.
Cinta tanah air tak bisa diminta, tapi harus dirawat melalui keadilan sosial, kesetaraan ekonomi, dan ruang berpikir kritis yang sehat bagi generasi muda.