beritax.id – Menteri Sosial Saifullah Yusuf meninjau penyaluran bantuan sosial (bansos) di Kecamatan Batununggal, Kota Bandung. Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan bahwa bantuan diterima masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Ia menekankan pentingnya pembaruan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) sebagai dasar penyaluran bantuan.
“Data itu hidup, harus diperbarui terus. Kita pastikan bansos tepat sasaran,” ujar Gus Ipul di lokasi.
Bantuan Langsung Tunai Sementara (BLTS) senilai Rp31,54 triliun difokuskan bagi keluarga di desil 1 sampai 4 DTSEN. Program ini diharapkan menjangkau lebih dari 35 juta keluarga penerima manfaat.
Partai X: Bansos Harus Nyata, Bukan Angka di Laporan
Menanggapi hal itu, Anggota Majelis Tinggi Partai X, Diana Isnaini, menegaskan bahwa bansos bukan sekadar administrasi data. “Tugas negara itu tiga: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat,” ucap Diana.
Ia menilai, kebijakan sosial harus memberi dampak nyata bagi keluarga miskin, bukan hanya tertib di sistem data.
Menurut Partai X, banyak kasus di lapangan menunjukkan bantuan tidak tepat sasaran karena data tidak pernah diverifikasi langsung. “Birokrasi sering hanya percaya pada angka, padahal rakyat itu hidup, bukan data di layar komputer,” ujarnya.
Prinsip Partai X: Keadilan dan Keberpihakan
Partai X menegaskan, prinsip dasar kebijakan publik adalah keadilan sosial dan keberpihakan pada rakyat. Dalam dokumen prinsipnya, Partai X menilai negara harus hadir sebagai pengatur yang adil dan pelayan rakyat, bukan sekadar penyalur bantuan. Diana menegaskan, bansos bukan sekadar instrumen fiskal, tapi wujud nyata amanah konstitusi.“Negara tidak boleh absen dari dapur rakyat. Karena di sanalah kesejahteraan bermula,” kata Diana.
Partai X menilai, efektivitas bansos harus diukur dari berkurangnya kemiskinan dan meningkatnya daya hidup warga, bukan laporan penyaluran semata.
Solusi Partai X: Integrasi Data dan Pemberdayaan Rakyat
Sebagai solusi, Partai X mendorong pembentukan Pusat Integrasi Data Sosial Rakyat (PIDAR). PIDAR akan melibatkan desa, RT, RW, dan organisasi masyarakat dalam pembaruan data secara periodik. Selain itu, Partai X mendorong transformasi dari bantuan konsumtif menuju bantuan produktif berbasis komunitas.“Bansos harus jadi jembatan menuju kemandirian, bukan candu ketergantungan,” tegas Diana.
Program pemberdayaan seperti pelatihan wirausaha rakyat dan koperasi pangan perlu diintegrasikan dengan penerima bantuan. Dengan cara ini, bantuan tidak berhenti di tangan, tapi tumbuh menjadi ekonomi keluarga yang berdaya.
Partai X menegaskan, keberhasilan bansos tidak ditentukan oleh jumlah uang yang dibagikan, tapi oleh seberapa banyak rakyat bisa berdiri tegak. “Data itu penting, tapi yang lebih penting adalah kenyataan di lapangan. Bansos harus terasa di dapur, bukan hanya di laporan,” pungkas Diana Isnaini.



