beritax.id – Direktur Eksekutif Indonesia Maritime Institute (IMI) Yulian Paonganan menilai pemerintah wajib memperkuat sektor riset. Ia menyebut riset merupakan motor utama penggerak kemajuan pada berbagai bidang. “Revolusi industri tidak datang tiba-tiba, melainkan hasil riset panjang,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu.
Menurutnya, riset kuat mampu mendorong pendidikan, sumber daya manusia, teknologi, energi, hingga ekonomi. Ia mencontohkan Jepang, Korea Selatan, dan China sebagai bukti pentingnya sistem riset nasional. Namun, anggaran riset Indonesia justru mengalami pemangkasan tajam pasca pembentukan BRIN. Pada 2017, anggaran riset mencapai Rp24,9 triliun atau 0,2 persen PDB. Angka itu turun menjadi Rp3,1 triliun pada 2022 dan Rp2,2 triliun pada 2023. Persentase tersebut jauh tertinggal dibanding Malaysia, Thailand, dan Singapura. Ongen berharap pemerintah segera mengambil langkah revolusioner memperbaiki sistem riset demi Indonesia Emas 2045.
Kritik Partai X
Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute, Prayogi R. Saputra, mengkritisi fokus pemerintah pada riset tanpa keberpihakan nyata.
“Tugas negara itu tiga: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat,” tegas Prayogi.
Menurutnya, riset boleh maju, tetapi jika rakyat tetap miskin, itu kegagalan negara. Ia menekankan, riset canggih tidak boleh menjadi alibi untuk melupakan kesejahteraan rakyat. “Riset memang penting, tapi yang lebih penting adalah rakyat tidak lapar,” ujarnya.
Partai X menilai, pemerintah terlalu sering mengedepankan proyek besar, namun lupa kebutuhan dasar rakyat. Bagi Partai X, pembangunan sejati adalah pembangunan yang menyentuh rakyat dari bawah.
Prinsip Partai X
Partai X menegaskan bahwa rakyat adalah pemilik kedaulatan negara. Pemerintah hanyalah pelayan rakyat yang diberi mandat sementara untuk mengelola negara. Kewenangan harus dijalankan secara efektif, efisien, dan transparan demi keadilan serta kesejahteraan rakyat. Sejahtera berarti kebutuhan dasar terpenuhi: sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan. Pejabat bukan penguasa, melainkan pekerja rakyat yang wajib melayani kepentingan rakyat banyak. Jika riset hanya untuk kepentingan industri besar tanpa rakyat, maka itu menyalahi prinsip negara.
Solusi Partai X
Partai X menawarkan langkah solutif agar riset mendukung rakyat, bukan meninggalkan rakyat. Pertama, musyawarah kenegarawanan nasional melibatkan kaum intelektual, agama, budaya, dan TNI/Polri. Kedua, alokasi riset diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan dasar rakyat seperti pangan murah dan energi terjangkau. Ketiga, transformasi birokrasi digital agar anggaran riset transparan dan tidak dikorupsi. Keempat, pendidikan moral dan berbasis Pancasila agar riset diarahkan untuk kemanusiaan. Kelima, pembubaran program riset yang hanya menguntungkan segelintir korporasi.
Dengan langkah ini, riset nasional bukan hanya canggih, tetapi juga berpihak pada rakyat.
Riset memang penting untuk masa depan Indonesia Emas 2045. Namun, riset yang tidak berpihak pada rakyat hanyalah proyek yang menjauhkan keadilan. Partai X menegaskan, riset harus menyentuh kebutuhan rakyat, bukan hanya memenuhi agenda global. Negara yang kuat bukanlah negara dengan teknologi canggih semata, tetapi dengan rakyat sejahtera. Riset canggih tanpa keadilan hanyalah ilusi kemajuan.