beritax.id – Aliansi Perempuan Indonesia (API) menggelar aksi tabur bunga di depan Polda Metro Jaya pada Rabu. Mereka menuntut pembebasan aktivis yang ditahan terkait demo akhir Agustus 2025. Para aktivis yang ditahan antara lain Direktur Lokataru Foundation Delpedro Marhaen, staf Muzaffar Salim, admin Gejayan Memanggil Syahdan Husein, serta admin Aliansi Mahasiswa Penggugat Khariq Anhar. Aksi tersebut diwarnai poster bertuliskan “protes adalah hak” sebagai simbol bahwa perlawanan rakyat bukanlah makar.
Partai X: Rakyat Dibungkam, Demokrasi Terancam
Anggota Majelis Tinggi Partai X, Diana Isnaini, mengecam penahanan aktivis sebagai bentuk nyata pembungkaman terhadap suara rakyat. Negara seharusnya melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat, bukan menakut-nakuti mereka dengan jeruji besi. Menurutnya, tindakan ini hanya menunjukkan bahwa pemerintah lebih nyaman menghadapi rakyat yang diam dibanding rakyat yang kritis.
Partai X menegaskan bahwa protes adalah hak rakyat yang dijamin konstitusi. Menahan aktivis karena kritik berarti mengkhianati demokrasi. Negara bukanlah pemilik kekuasaan, melainkan pelayan rakyat. Partai X percaya demokrasi sejati hanya terwujud ketika suara rakyat tidak dibungkam dan keberanian berbicara dihargai sebagai pilar bangsa.
Solusi Partai X: Hentikan Kriminalisasi, Buka Ruang Dialog
Partai X menawarkan solusi agar demokrasi tetap sehat. Pertama, hentikan kriminalisasi aktivis dan bebaskan mereka tanpa syarat. Kedua, pemerintah harus membangun mekanisme dialog permanen dengan rakyat, bukan hanya merespons melalui represi. Ketiga, aparat keamanan harus diarahkan kembali pada fungsi utama: menjaga rakyat, bukan mengintimidasi. Keempat, revisi regulasi yang digunakan sebagai alat untuk membatasi kebebasan sipil.
Partai X menegaskan kembali bahwa demokrasi sejati tumbuh dari keberanian rakyat bersuara. Menahan aktivis bukanlah jawaban, melainkan langkah mundur. Negara harus membuktikan keberpihakan pada rakyat dengan membuka ruang aspirasi, bukan mengunci suara mereka. Protes adalah wujud cinta rakyat pada negeri. Bila suara rakyat terus dibungkam, maka demokrasi hanya tinggal nama.