Ditulis oleh : Yudizaman
Pendahuluan
beritax.id – Pajak adalah kewajiban yang tidak bisa dihindari oleh masyarakat. Setiap rupiah yang dibayarkan seharusnya kembali dalam bentuk pembangunan, pelayanan publik, dan kesejahteraan. Namun, realitas di lapangan sering kali mengecewakan. Banyak pejabat tinggi justru menyelewengkan uang pajak rakyat demi memperkaya diri. Akibatnya, muncul seruan lantang dari masyarakat: STOP BAYAR PAJAK!
Pajak: Dari Harapan Menjadi Kekecewaan
Bagi rakyat kecil, membayar pajak berarti mengorbankan sebagian penghasilan untuk negara. Mereka berharap jalan diperbaiki, sekolah dan rumah sakit ditingkatkan, serta harga kebutuhan pokok bisa lebih terjangkau. Sayangnya, yang terlihat justru:
- Jalan berlubang tak kunjung diperbaiki.
- Fasilitas umum banyak yang rusak.
- Subsidi sering salah sasaran.
Sementara itu, berita tentang Pejabat hidup mewah, membeli barang branded miliaran rupiah, hingga tersandung kasus korupsi terus bermunculan. Hal ini menambah luka sekaligus amarah rakyat.
Mengapa Muncul Gerakan “STOP BAYAR PAJAK”?
Gerakan ini lahir sebagai bentuk protes moral terhadap pengkhianatan pejabat tinggi. Masyarakat merasa:
- Tidak ada keadilan – rakyat dipaksa patuh, sementara pejabat bebas menyelewengkan uang.
- Tidak ada transparansi – laporan penggunaan pajak sulit diakses, dan realisasinya jauh dari janji.
- Tidak ada efek jera – kasus korupsi pajak sering berulang, dengan hukuman yang dianggap ringan.
Seruan “STOP BAYAR PAJAK” bukan berarti rakyat benar-benar menolak membayar pajak, melainkan bentuk teriakan frustrasi agar pemerintah sadar: kepercayaan rakyat tidak bisa terus-menerus dikhianati.
Korupsi: Akar Hilangnya Kepercayaan
Setiap kali ada berita Pejabat yang memperkaya diri lewat korupsi, kepercayaan publik runtuh. Rakyat bertanya:
- Untuk apa kami membayar pajak?
- Siapa yang sebenarnya menikmati uang negara?
- Apakah pajak kami hanya jadi santapan pejabat rakus?
Jika korupsi terus dibiarkan, maka seruan STOP BAYAR PAJAK akan semakin keras, bahkan bisa menjelma menjadi gerakan besar yang mengancam legitimasi negara.
Penutup
Seruan STOP BAYAR PAJAK adalah cermin dari kekecewaan rakyat. Pemerintah harus segera membersihkan institusi pajak dari koruptor, memperkuat transparansi, dan memastikan setiap rupiah yang dibayarkan rakyat benar-benar kembali dalam bentuk kesejahteraan. Jika tidak, pajak hanya akan dipandang sebagai simbol penindasan, bukan kewajiban untuk membangun negeri.
STOP BAYAR PAJAK bukan sekadar slogan, tapi peringatan keras: rakyat sudah muak!
📩 Untuk wawancara media atau penjelasan, hubungi:
Rey & Co. Jakarta Tax & Legal Services
✉️ [email protected]
📞 +62 811-1300-0088
🌐 https://www.reyandco.co.id/