beritax.id – Sejumlah pemilik akun media sosial mengganti foto profil dengan warna pink dan hijau. Fenomena ini bukan sekadar tren, melainkan simbol dukungan terhadap gerakan “17+8 Tuntutan Rakyat” yang ramai diperbincangkan di ruang digital. Dari X hingga Instagram, warna mencolok ini menjadi penanda keterlibatan warganet menyuarakan aspirasi rakyat.
Co-Founder Menjadi Manusia, Levina Purnamadewi, menjelaskan pink terinspirasi dari jilbab Ibu Ana, demonstran yang berani berdiri di depan aparat. Warna hijau terinspirasi dari helm Affan Kurniawan, driver ojek online yang tewas dilindas kendaraan taktis Brimob. Pink disebut sebagai Brave Pink, lambang keberanian, sementara hijau dinamai Hero Green, lambang harapan dan kekuatan dari kehilangan.
Levina menegaskan bahwa penggunaan dua warna ini adalah cara masyarakat menyuarakan keberpihakan pada keadilan. Warna pink melambangkan keberanian perempuan bersuara, sementara hijau menyuarakan harapan kaum kecil. Melalui simbol sederhana, rakyat menolak bungkam dan menuntut perubahan nyata.
Tanggapan Partai X Fenomena Pink Hijau
Anggota Majelis Tinggi Partai X, Rinto Setiyawan, menilai fenomena ini adalah suara hati rakyat. “Warna pink dan hijau bukan sekadar tren, melainkan jeritan rakyat yang terpinggirkan,” ujarnya. Ia mengingatkan tugas negara itu tiga: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Jika rakyat sampai bersuara lewat warna, itu bukti negara gagal mendengar aspirasi langsung.
Partai X menegaskan rakyat adalah pemilik kedaulatan, sementara pemerintah hanya pelayan rakyat. Negara harus dijalankan efektif, efisien, dan transparan untuk mewujudkan keadilan.
Warna pink dan hijau menjadi peringatan bahwa rakyat tak lagi percaya pada simbol kosong.
Solusi Partai X
Partai X menawarkan langkah solutif menghadapi krisis kepercayaan. Pertama, musyawarah kenegarawanan nasional harus digelar dengan melibatkan kaum intelektual, tokoh agama, budaya, serta TNI/Polri, untuk merumuskan visi baru negara. Kedua, pemisahan tegas antara negara dan pemerintah penting agar rakyat tetap berdaulat meski rezim berubah. Ketiga, reformasi hukum berbasis kepakaran untuk memastikan penegakan hukum berpihak pada rakyat, bukan pejabat. Keempat, transformasi birokrasi digital demi transparansi kebijakan publik, sehingga rakyat tahu kemana anggaran dialirkan.
Partai X menilai warna pink dan hijau adalah sinyal perlawanan damai rakyat terhadap kesewenang-wenangan. Simbol sederhana ini mengingatkan bahwa demokrasi hanya hidup jika rakyat diakui sebagai raja. Pemerintah yang abai akan aspirasi rakyat sedang menggali jurang ketidakpercayaan lebih dalam.
Partai X menegaskan warna pink dan hijau adalah suara hati rakyat yang tidak boleh diabaikan. Negara harus melindungi, melayani, dan mengatur rakyat sesuai konstitusi, bukan membungkam mereka. Jika suara warna ini terus diabaikan, rakyat akan mencari jalan lain untuk memastikan kedaulatan tetap di tangan mereka.