By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Wednesday, 20 August 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Seputar Pajak
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Seputar Pajak
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
Font ResizerAa
Berita XBerita X
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Berita X > Blog > Seputar Pajak > Sri Mulyani Salah Besar Memahami Empat Sifat Nabi Muhammad SAW
Seputar Pajak

Sri Mulyani Salah Besar Memahami Empat Sifat Nabi Muhammad SAW

Diajeng Maharani
Last updated: August 15, 2025 3:14 pm
By Diajeng Maharani
Share
3 Min Read
SHARE

Oleh: Rinto Setiyawan
Ketua Umum Ikatan Wajib Pajak Indonesia (IWPI)
Anggota Majelis Tinggi Partai X
Wakil Direktur Sekolah Negarawan X Institute

beritax.id – Pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam forum Ekonomi Syariah pada 13 Agustus 2025 adalah bukti nyata betapa ia memahami konsep empat sifat Nabi Muhammad SAW secara keliru. Ia mengatakan lebih senang dua sifat saja, tabligh dan fathanah, ketimbang menghayati sepenuhnya siddiq dan amanah.

Pernyataan ini bukan sekadar kesalahan teologis, tapi juga menyingkap cara pandang yang berbahaya dalam mengelola negara. Karena dalam Islam, empat sifat itu adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipilih sesuka hati.

Siddiq dan Amanah: Fondasi yang Hilang

Dalam pandangan Cak Nun, siddiq adalah tenanan, kesungguhan total dalam niat, sikap, dan perjuangan. Dari siddiq lahir amanah, yaitu kepercayaan yang dibangun dari kesungguhan itu. Tanpa siddiq dan amanah, pengelolaan keuangan negara akan cacat sejak akar.

Sayangnya, dua sifat inilah yang justru hilang dari kebijakan Sri Mulyani. Lihat saja sistem perpajakan kita: ruwet, menakutkan, dan penuh jebakan aturan, lebih dari 6.000 regulasi, sebagian besar tumpang-tindih. Ini bukan sistem yang transparan seperti zakat dalam Islam, yang jelas, sederhana, dan adil.

Lebih parah lagi, aparat pajak di bawah Kementerian Keuangan sering melanggar aturan yang mereka buat sendiri. Di pengadilan pajak maupun pengadilan negeri, tim DJP dan Kemenkeu berkali-kali tak mampu membuat surat kuasa yang benar. Ini bukan sekadar kesalahan teknis, ini bukti hilangnya amanah.

You Might Also Like

Ekonomi Biru Digaungkan, Partai X: Kalau Laut Masih Dikeruk Tanpa Hukum, Birunya Cuma di PowerPoint!
Buruh Menggugat pada May Day 2025, Partai X Tegaskan Pemerintah Jangan Tutup Telinga Lagi
Pelaksana Gagasan Ketatanegaraan Cak Nun: Antara Ilham dan Tindakan Nyata
Otsus Papua Disuruh Selesaikan Administrasi, Partai X: Dana Ada, Tapi Hasilnya Masih Tak Terlihat Rakyat!

Tabligh dan Fathanah: Jadi Senjata Kekuasaan Fiskal

Tabligh tanpa amanah hanyalah propaganda. Fathanah tanpa siddiq hanyalah kecerdikan untuk mengelabui rakyat. Sri Mulyani memang pintar bicara soal transparansi dan cerdas memaparkan data, tapi apa gunanya jika kebijakan yang lahir justru memukul rakyat?

Faktanya, di bawah kepemimpinannya, pajak daerah melonjak hingga ratusan persen, transfer ke daerah dipangkas setengah, dan sistem pajak makin represif. Bupati Pati saja sampai menantang rakyat yang protes kenaikan pajak, hasil dari kebijakan fiskal pusat yang membebani daerah tanpa solusi.

Bahaya Memahami Sifat Nabi secara Parsial

Mengaku senang pada tabligh dan fathanah sambil mengabaikan siddiq dan amanah adalah kesalahan fatal. Itu sama saja membangun bangunan di atas pasir: mungkin terlihat kokoh dari luar, tapi akan runtuh pada guncangan pertama.

Pengelolaan negara membutuhkan kejujuran total (siddiq) dan kepercayaan yang terjaga (amanah) sebagai pondasi. Tanpa itu, transparansi (tabligh) dan kecerdasan (fathanah) hanya akan menjadi alat legitimasi untuk kebijakan yang merugikan rakyat.

Penutup

Jika Sri Mulyani ingin benar-benar memimpin keuangan negara dengan nilai Islam, ia harus mengembalikan siddiq dan amanah ke tempatnya sebagai fondasi. Tanpa itu, yang terjadi hanyalah kebijakan yang membungkus kezaliman dengan bahasa manis, dan rakyat akan terus menjadi korban dari “kecerdasan” yang salah arah.

TAGGED:Berita Trending
Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article Presiden Prabowo Menyayangkan Situasi Pati, Partai X: Serukan Tindakan Nyata, Bukan Sekadar Pernyataan!
Next Article Ketum IWPI Sebut Pernyataan Sri Mulyani Keliru, Partai X: Zakat Itu Mengalir ke yang Membutuhkan, Pajak Justru Membebani Rakyat

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

Pemerintah

Danantara, Proyek Besar Tanpa Kontrol? Partai X Pertanyakan Transparansi

February 24, 2025
Ekonomi

Bank Emas Prabowo: Solusi Ekonomi atau Kontroversi Baru?

February 24, 2025
Berita Terkini

“Indonesia Gelap” dianggap Reaksi Kaget Rakyat Soal Kebijakan, Partai X: Prabowo Harus Dengarkan Aspirasi!

February 24, 2025
Ekonomi

Heboh Seruan Tarik Dana dari Bank Karena Danantara, Partai X Soroti Transparansi

February 24, 2025

You May also Like

residen Prabowo Subianto bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meresmikan kantor resmi Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara
Pemerintah

Prabowo Resmikan Kantor Danantara, Partai X: Gedung Baru Mewah, Tapi Lapangan Kerja Rakyat Masih Kosong!

July 1, 2025
Hasto menyatakan bahwa penyidik KPK memaksakan konstruksi hukum yang tidak sesuai fakta persidangan sebelumnya.
Pemerintah

Hasto Beberkan Rekayasa Hukum, Partai X: Kalau Hukum Bisa Diatur, Rakyat Mau Lapor ke Siapa Lagi?

July 11, 2025
Ikatan Wajib Pajak Indonesia (IWPI) menyatakan keberatan dan penolakan tegas
Seputar Pajak

IWPI: Wacana Kenaikan Pajak Rumah Tapak oleh Fahri Hamzah Sarat Konflik Kepentingan, Tidak Berdasar, dan Berpotensi Menindas Rakyat

June 9, 2025
Pemerintah

Kebijakan Hukum Indonesia Dipuji di Forum, Tapi Gagal Lindungi di Rumah Sendiri!

June 3, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Hot
  • Politics
  • Renewable Energy
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.