beritax.id – Ketua DPR RI Puan Maharani menyerukan agar perwira muda TNI dan Polri mampu memahami dinamika antar negara. Serta penguasaan teknologi pertahanan dalam pelantikan Capaja TNI-Polri 2025. Menurut Puan, tantangan saat ini tidak hanya soal kekuatan fisik. Tetapi juga pengelolaan informasi dan kecepatan merespons ancaman siber hingga perang kognitif.
Sebanyak 2.000 calon perwira remaja dari TNI dan Polri dilantik Presiden Prabowo Subianto di pelataran Istana Merdeka, Jakarta. Pelantikan ini, menurut Puan, bukan hanya simbolik, tapi menjadi awal pengabdian di tengah kompleksitas medan tugas negara.
Kritik Partai X: Etika Kekuasaan Lebih Mendesak
Anggota Majelis Tinggi Partai X Rinto Setiyawan menilai seruan moral dari pimpinan DPR tidak cukup tanpa contoh nyata dari pejabat kekuasaan. Ia menyatakan bahwa pelantikan perwira remaja memang penting, tetapi lebih penting lagi membenahi tata kelola negara agar berpihak pada etika dan integritas.
“Negara ini tak bisa hanya dipoles di depan parade. Kalau penguasanya abai etika, apa yang bisa diajarkan kepada perwira muda?” tegas Rinto.
Partai X mengingatkan bahwa tugas negara mencakup tiga hal mendasar: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Negara tidak bisa berharap perwira berjiwa negarawan, sementara pemimpin mengabaikan prinsip kenegaraan yang etis dan berkeadilan.
Negara Bukan Simbol, Tapi Tanggung Jawab
Menurut prinsip Partai X, negara adalah entitas yang harus menjalankan kewenangan secara efektif, efisien, dan transparan demi mewujudkan keadilan dan kesejahteraan.
Sayangnya, kepemimpinan hari ini masih menjadikan negara sebagai panggung seremonial, bukan medan pertanggungjawaban.
Negarawan menurut Partai X adalah mereka yang bijaksana, visioner, dan berilmu, bukan sekadar ahli berpidato. Partai X mempertanyakan: bagaimana bisa kita mengharapkan sikap humanis dari prajurit, jika pemimpin justru kerap menindas suara rakyat dengan regulasi yang tidak adil?
Solusi Partai X: Etika, Keadilan, dan Pendidikan Kenegaraan
Partai X menawarkan solusi sistemik yang berangkat dari pendidikan kenegaraan yang berbasis pada integritas, etika publik, dan pembentukan jiwa pelayan negara. Pelatihan bagi perwira TNI dan Polri harus dibarengi dengan kurikulum kenegaraan yang menanamkan tanggung jawab sosial dan keberpihakan pada rakyat kecil.
Kepemimpinan negara juga wajib menjadi contoh dalam etika publik, bukan sekadar menyerukan slogan-slogan moral. Jika negara ingin mencetak perwira yang negarawan, maka pemimpin harus lebih dulu menunjukkan standar kenegarawanan yang sejati.
Penutup: Kembalikan Marwah Kepemimpinan Negara
Partai X menegaskan bahwa bangsa ini tidak kekurangan prajurit, tetapi kekurangan pemimpin yang bisa menjadi panutan. Keteladanan adalah kunci. Jika pejabat terus bersikap oportunistik, maka pelatihan geopolitik tak lebih dari formalitas belaka.
Partai X mendesak agar pendidikan kenegaraan diselenggarakan lintas institusi, dimulai dari Sekolah Negarawan hingga institusi militer, untuk membentuk generasi perwira yang bukan hanya kuat fisik, tapi juga kokoh dalam prinsip keadilan sosial dan etika kekuasaan.