beritax.id — Presiden Prabowo Subianto mencanangkan program obat gratis bagi rakyat yang kurang mampu. Namun, ia menegaskan pelaksanaannya tergantung ketersediaan dana khusus. “Kalau nanti ada dananya khusus untuk rakyat, obatnya harus gratis,” ujar Prabowo di Klaten.
Prabowo menyatakan seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali harus memiliki akses yang sama terhadap obat-obatan penting. Ia juga mengapresiasi inisiatif Kementerian Pertahanan dalam memproduksi obat generik murah melalui lembaga farmasi pertahanan.
Pernyataan “kalau ada dana” justru menyingkap lemahnya kemauan kekuasaan untuk menjadikan kesehatan sebagai prioritas mutlak. Padahal, anggaran negara berasal dari rakyat dan semestinya kembali ke rakyat, terutama untuk kebutuhan vital seperti kesehatan.
Sementara negara mampu menggelontorkan triliunan rupiah untuk proyek mercusuar, mengapa untuk obat rakyat miskin justru masih menunggu dana?
Partai X: Dana Kesehatan Bukan Cadangan, Tapi Hak Dasar Rakyat
Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X-Institute, Prayogi R Saputra, mengingatkan bahwa negara punya tiga tugas yaitu melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat.
Dalam konteks ini, pelayanan kesehatan bukan hadiah, tapi kewajiban. “Kalau pemerintah masih pakai syarat dana untuk obat rakyat, itu artinya belum paham makna keadilan sosial,” tegas Prayogi.
Berdasarkan prinsip Partai X, pemerintah yang demokratis wajib menjamin akses kesehatan setara bagi semua warga. Dana publik harus dikelola secara transparan, adil, dan prioritasnya ditujukan untuk kebutuhan rakyat banyak, bukan penguasa semata.
Partai X percaya bahwa pelayanan dasar seperti kesehatan, pendidikan, dan pangan harus dijamin negara, tak boleh dikomersialisasi.
Solusi Partai X: Obat Gratis Harus Masuk Anggaran Tetap, Bukan Sisa
Partai X menilai negara harus segera melakukan reformulasi kebijakan anggaran:
- Dana untuk program kesehatan, termasuk obat gratis, harus masuk anggaran prioritas nasional, bukan cadangan belaka.
- Optimalisasi alokasi APBN harus berpihak pada rakyat rentan, bukan pada pembangunan simbolik atau belanja militer non-esensial.
- Badan farmasi negara harus diperkuat untuk memproduksi obat generik nasional dalam skala besar dan didistribusikan gratis.
- Sistem layanan kesehatan berbasis komunitas dan desa diperkuat agar distribusi layanan lebih merata.
“Obat gratis bukan wacana bila negara berpihak. Kalau tidak, rakyat akan terus menjadi korban sistem,” tegas Prayogi.
Partai X menyerukan pengalihan orientasi pembangunan nasional: dari simbolisme proyek ke substansi pelayanan. Tanpa kesehatan yang terjamin, kemajuan hanyalah ilusi statistik.